Pemerintah Rombak APBN 2010
9 Maret 2010 20:37 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kiri) berbicara didampingi Kepala BKF Anggito Abimanyu dalam paparan RAPBN Perubahan 2010 di Jakarta, Senin (8/3). (ANTARA/Rosa Panggabean)
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah merombak APBN 2010 mengikuti perkembangan ekspektasi kondisi perekonomian yang diperkirakan akan lebih baik pada 2010.
"Momentum pertumbuhan diperkirakan lebih kuat tidak saja karena konsumsi tetapi juga sinyal positif dari kegiatan bisnis," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Foreign Press Gathering di Gedung Djuanda I Kementerian Keuangan Jakarta, Selasa malam.
Menurut Menkeu, sebenarnya ada ruang untuk merevisi pertumbuhan ekonomi 2010 hingga mencapai 6,0 persen namun pemerintah mempertahankan 5,5 persen.
Empat asumsi dalam APBN 2010 yang dirombak adalah asumsi inflasi dari 5,0 persen menjadi 5,7 persen, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 3 bulan dari 6,5 persen menjadi 7,0 persen.
Asumsi lainnya adalah kurs Rupiah dari Rp10.000 per dolar AS menjadi jadi Rp9.500 per dolar AS. Asumsi harga minyak mentah juga diubah dari 65 dolar AS per barel menjadi 77 dolar AS per barel.
"Sementara asumsi lifting/produksi minyak tetap 965 ribu barel per hari," kata Menkeu.
Menkeu juga mengungkapkan bahwa pemerintah melaksanakan program stabilitas harga selama 2010 untuk menjaga perekonomian tetap kondusif.
Program itu antara lain berupa mempertahankan harga minyak dalam negeri dengan menambah alokasi subsidi dari Rp68,7 triliun menjadi Rp89,3 triliun.
Selain itu, peningkatan subsidi pangan dengan peningkatan jatah beras untuk rakyat miskin dari 13 kg jadi 15 kg, penundaan kenaikan harga pupuk dengan tamabahn subsidi dari Rp14,8 triliun menjadi Rp19,2 triliun, dan subsidi pajak untuk menjaga stabilitas harga minyak goreng sebesar Rp0,2 triliun.
Menkeu juga mengungkapkan bahwa pemerintah menaikkan defisit APBN 2010. Defisit dinaikkan menjadi sebesar 2,1 persen dari PDB atau Rp129,8 triliun atau naik Rp38,1 triliun dari sebelumnya sebesar Rp98 triliun atau 1,6 persen.
Sementara itu penerimaan negara dalam APBN Perubahan 2010 diproyeksikan mencapai Rp974,8 triliun atau naik Rp25,2 triliun dibanding sebelumnya Rp949,7 triliun.
Sedangkan belanja negara mencapai Rp1.104,6 triliun atau naik Rp57 triliun dari sebelumnya Rp1.047,7 triliun.
Pemerintah menggunakan sisa lebih penggunaan anggaran (silpa) 2009 sebesar Rp38,7 triliun untuk menutup defisit APBNP 2010. Dari segi pembiayaan utang, porsi utang luar negeri akan lebih besar dibanding proyeksi semula yaitu menjadi Rp72,3 triliun dari sebelumnya Rp57,6 triliun.(Ant/R009)
"Momentum pertumbuhan diperkirakan lebih kuat tidak saja karena konsumsi tetapi juga sinyal positif dari kegiatan bisnis," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Foreign Press Gathering di Gedung Djuanda I Kementerian Keuangan Jakarta, Selasa malam.
Menurut Menkeu, sebenarnya ada ruang untuk merevisi pertumbuhan ekonomi 2010 hingga mencapai 6,0 persen namun pemerintah mempertahankan 5,5 persen.
Empat asumsi dalam APBN 2010 yang dirombak adalah asumsi inflasi dari 5,0 persen menjadi 5,7 persen, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 3 bulan dari 6,5 persen menjadi 7,0 persen.
Asumsi lainnya adalah kurs Rupiah dari Rp10.000 per dolar AS menjadi jadi Rp9.500 per dolar AS. Asumsi harga minyak mentah juga diubah dari 65 dolar AS per barel menjadi 77 dolar AS per barel.
"Sementara asumsi lifting/produksi minyak tetap 965 ribu barel per hari," kata Menkeu.
Menkeu juga mengungkapkan bahwa pemerintah melaksanakan program stabilitas harga selama 2010 untuk menjaga perekonomian tetap kondusif.
Program itu antara lain berupa mempertahankan harga minyak dalam negeri dengan menambah alokasi subsidi dari Rp68,7 triliun menjadi Rp89,3 triliun.
Selain itu, peningkatan subsidi pangan dengan peningkatan jatah beras untuk rakyat miskin dari 13 kg jadi 15 kg, penundaan kenaikan harga pupuk dengan tamabahn subsidi dari Rp14,8 triliun menjadi Rp19,2 triliun, dan subsidi pajak untuk menjaga stabilitas harga minyak goreng sebesar Rp0,2 triliun.
Menkeu juga mengungkapkan bahwa pemerintah menaikkan defisit APBN 2010. Defisit dinaikkan menjadi sebesar 2,1 persen dari PDB atau Rp129,8 triliun atau naik Rp38,1 triliun dari sebelumnya sebesar Rp98 triliun atau 1,6 persen.
Sementara itu penerimaan negara dalam APBN Perubahan 2010 diproyeksikan mencapai Rp974,8 triliun atau naik Rp25,2 triliun dibanding sebelumnya Rp949,7 triliun.
Sedangkan belanja negara mencapai Rp1.104,6 triliun atau naik Rp57 triliun dari sebelumnya Rp1.047,7 triliun.
Pemerintah menggunakan sisa lebih penggunaan anggaran (silpa) 2009 sebesar Rp38,7 triliun untuk menutup defisit APBNP 2010. Dari segi pembiayaan utang, porsi utang luar negeri akan lebih besar dibanding proyeksi semula yaitu menjadi Rp72,3 triliun dari sebelumnya Rp57,6 triliun.(Ant/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010
Tags: