Jakarta (ANTARA) - Pemulihan kinerja properti khususnya untuk sektor ritel di berbagai mal atau pusat perbelanjaan wilayah DKI Jakarta diperkirakan baru akan terjadi pada tahun 2021, terutama bila vaksin COVID-19 sukses ditemukan dan disebarluaskan ke berbagai kalangan masyarakat.

"Pemulihan terhadap sektor mal kemungkinan akan terjadi pada 2021, sedangkan PSBB yang diberlakukan sejak pertengahan September akan memberikan dampak yang besar," kata Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia (konsultan properti) Ferry Salanto di Jakarta, Rabu.

Ia memaparkan, total pasok ritel di berbagai mal Jakarta pada saat ini tercatat mencapai sebanyak 4,8 juta meter persegi, hampir 70 persennya dipasarkan untuk disewakan.

Dengan adanya pandemi, lanjutnya, akan terjadi penjadwalan ulang beroperasinya mal atau tambahan pusat perbelanjaan dapat terjadi karena konstruksi yang melambat imbas pandemi.

"Karena mengutamakan faktor kesehatan, jumlah pekerja konstruksi akan sangat dibatasi dan dapat memengaruhi kecepatan," katanya.

Terkait dengan pelaksanaan PSBB jilid 2 di Jakarta, Ferry berpendapat bahwa dampaknya lebih besar karena PSBB yang sebelumnya dilakukan pada Maret di mana para peritel masih dibekali pendapatan dari kinerja di masa normal.

Sedangkan kinerja pada PSBB jilid 2 kali ini, masih menurut dia, bakal lebih berat dikarenakan dimulai dari PSBB transisi, yang tentunya kinerja pendapatan sudah mulai menurun.

Dengan terus melemahnya pendapatan termasuk pembatasan jumlah pengunjung, lanjutnya, peritel dituntut melakukan efisiensi biaya operasional yang berimbas kepada tutupnya beberapa toko ritel besar.

"Jumlah pengunjung dan penjualan diperkirakan sulit untuk menyamai rata-rata angka di masa normal terdahulu. Kondisi ini secara tidak langsung akan menyaring jumlah penyewa. Imbas jangka pendeknya, rata-rata tingkat hunian semakin tergerus karena perlu waktu lama agar jumlah retailer kembali dapat terisi sesuai ekspektasi," paparnya.

Namun, Ferry meyakini bahwa rata-rata tingkat hunian diperkirakan membaik pada 2021 karena selain pasok yang relatif lebih sedikit, komitmen penyewa mal-mal pada tahun 2020 dan 2021 diperkirakan mulai beroperasi dan dapat mengangkat rata-rata tingkat hunian pada 2021.

Ia juga mengemukakan bahwa proses pemulihan akan memakan waktu lebih lama dikarenakan ikut berdampak pada kondisi ekonomi terutama terhadap daya beli masyarakat akibat banyaknya PHK dan pemotongan gaji.

Baca juga: Pasar properti perkantoran di Jakarta diprediksi normal lagi pada 2022
Baca juga: Konsultan ingatkan sektor properti cerminkan pertumbuhan ekonomi