Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa sore, masih tetap melemah karena pelaku pasar terus melepas mata uang Indonesia.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar turun menjadi Rp9.200-Rp9.215 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.165-Rp9.175 atau turun 35 poin, menyusul merosotnya bursa regional, meski bursa Wall Street tak menentu, kata pengamat pasar uang, Edwin Sinaga di Jakarta, Selasa.

Dia mengatakan, pelaku pasar merealisasikan keuntungan dengan melepas rupiah setelah mata uang Indonesia mengalami kenaikan cukup tajam.

Menurut dia, rupiah sempat mencapai angka Rp9.165 per dolar dan diperkirakan akan dapat mencapai angka Rp9.100 per dolar, namun untuk menuju ke sana rupanya tidaklah mudah.

Akibat aksi lepas itu, rupiah kembali terpuruk hingga mencapai Rp9.200 per dolar, ujarnya.

Edwin Sinaga yang juga Dirut PT Finan Corpindo Nusa mengatakan, rupiah saat ini terpuruk, namun peluang untuk naik masih tetap besar karena didukung oleh indikator ekonomi makro Indonesia.

Selain itu, kepercayaan investor asing yang semakin baik yang terlihat dengan aktif mereka membeli Surat Utang Negara (SUN), ujarnya.

Bahkan kasus Bank Century, yang menurut dia membahas masalah dana talangan cenderung tidak berpengaruh terhadap pasar uang karena mata uang itu bahkan menguat.

Pelaku asing, menurut dia, masih tetap membeli SUN yang memberikan sentimen positif pasar. Karena itu, peluang untuk naik masih ada.

Rupiah pada hari mendatang kemungkinan akan kembali naik di bawah angka Rp9.200 per dolar, asalkan saham-saham AS menguat dan diikuti bursa regional dan memburuknya dolar di pasar regional, katanya.
(CS/B010)

(T.H-CS/B/A027/A027) 09-03-2010 15:45:29