Harga minyak mentah September turun 4,2 dolar/barel
7 Oktober 2020 11:34 WIB
Dokumentasi - Sebuah kapal tanker bermuatan bahan bakar minyak sandar di dermaga pelabuhan PT Pertamina (Persero) Dumai, Dumai, Riau, Jumat (11/1/2019). ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid/wsj.
Jakarta (ANTARA) -
Indonesian Crude Price (ICP) atau harga minyak mentah Indonesia turun sebesar 4,2 dolar AS/barel pada September 2020 ke level 37,43 dolar/barel dari Agustus yang mencapai 41,63 dolar/barel, berdasarkan penghitungan Tim Harga Minyak Indonesia.
Penurunan tersebut disinyalir karena meningkatnya kasus COVID-19 secara global memberikan dampak bagi harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price atau ICP) September 2020.
Baca juga: Minyak melonjak dipicu gangguan pasokan akibat badai dan pemogokan
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi di Jakarta, Rabu, menyatakan perkembangan COVID-9 membuat para pelaku pasar kembali memperhitungkan permintaan minyak global.
"Sebaran virus corona dalam sebulan cukup memberikan efek domino terhadap permintaan dan harga (minyak mentah) di pasar internasional," kata Agung.
Penetapan ICP September ini tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 191 K/12/MEM/2020 tentang Penetapan Harga Minyak Mentah Indonesia Bulan September 2020 yang diundangkan sejak tanggal 2 Oktober 2020.
Baca juga: Badai Laura pengaruhi ICP Agustus 41,63 dolar/barel
Selain penyebaran COVID-19, langkah OPEC+ dalam menindak negara yang gagal mematuhi pemotongan produksi, bahkan rencana pertemuan luar biasa di bulan Oktober menjadi sentimen negatif tersendiri bagi ICP September.
Penyebab lainnya adalah ketersediaan minyak mentah, bensin, dan distilat Amerika Serikat (AS) di pertengahan September. Berdasarkan laporan US Energy Information Administration (EIA), stok minyak mentah turun 1,6 juta barel, bensin turun 4 juta barel, dan distilat turun 3,4 juta barel. "Harga minyak juga dipengaruhi kurs dolar Amerika yang melemah terhadap mata uang utama lainnya," jelas Agung.
Meski pada akhir minggu lalu harga minyak dunia sempat mengalami penguatan akibat paket stimulus ekonomi yang dikucurkan oleh Pemerintah Amerika Serikat, hal tersebut belum mampu mendongkrak harga minyak melampaui bulan sebelumnya.
Baca juga: Pertamina ungkap alasan harga BBM di Indonesia masih mahal
Berikut perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada September 2020 dibandingkan dengan Agustus 2020, sebagai berikut:
Dated Brent turun sebesar 4,01 dolar AS per barel dari 44,82 dolar per barel menjadi 40,81 dolar per barel.
WTI (Nymex) turun sebesar 2,76 dolar per barel dari 42,39 dolar per barel menjadi 39,63 dolar per barel.
Brent (ICE) turun sebesar 3,15 dolar per barel dari 45,02 dolar per barel menjadi 41,87 dolar per barel.
Indonesian Crude Price (ICP) atau harga minyak mentah Indonesia turun sebesar 4,2 dolar AS/barel pada September 2020 ke level 37,43 dolar/barel dari Agustus yang mencapai 41,63 dolar/barel, berdasarkan penghitungan Tim Harga Minyak Indonesia.
Penurunan tersebut disinyalir karena meningkatnya kasus COVID-19 secara global memberikan dampak bagi harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price atau ICP) September 2020.
Baca juga: Minyak melonjak dipicu gangguan pasokan akibat badai dan pemogokan
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi di Jakarta, Rabu, menyatakan perkembangan COVID-9 membuat para pelaku pasar kembali memperhitungkan permintaan minyak global.
"Sebaran virus corona dalam sebulan cukup memberikan efek domino terhadap permintaan dan harga (minyak mentah) di pasar internasional," kata Agung.
Penetapan ICP September ini tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 191 K/12/MEM/2020 tentang Penetapan Harga Minyak Mentah Indonesia Bulan September 2020 yang diundangkan sejak tanggal 2 Oktober 2020.
Baca juga: Badai Laura pengaruhi ICP Agustus 41,63 dolar/barel
Selain penyebaran COVID-19, langkah OPEC+ dalam menindak negara yang gagal mematuhi pemotongan produksi, bahkan rencana pertemuan luar biasa di bulan Oktober menjadi sentimen negatif tersendiri bagi ICP September.
Penyebab lainnya adalah ketersediaan minyak mentah, bensin, dan distilat Amerika Serikat (AS) di pertengahan September. Berdasarkan laporan US Energy Information Administration (EIA), stok minyak mentah turun 1,6 juta barel, bensin turun 4 juta barel, dan distilat turun 3,4 juta barel. "Harga minyak juga dipengaruhi kurs dolar Amerika yang melemah terhadap mata uang utama lainnya," jelas Agung.
Meski pada akhir minggu lalu harga minyak dunia sempat mengalami penguatan akibat paket stimulus ekonomi yang dikucurkan oleh Pemerintah Amerika Serikat, hal tersebut belum mampu mendongkrak harga minyak melampaui bulan sebelumnya.
Baca juga: Pertamina ungkap alasan harga BBM di Indonesia masih mahal
Berikut perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada September 2020 dibandingkan dengan Agustus 2020, sebagai berikut:
Dated Brent turun sebesar 4,01 dolar AS per barel dari 44,82 dolar per barel menjadi 40,81 dolar per barel.
WTI (Nymex) turun sebesar 2,76 dolar per barel dari 42,39 dolar per barel menjadi 39,63 dolar per barel.
Brent (ICE) turun sebesar 3,15 dolar per barel dari 45,02 dolar per barel menjadi 41,87 dolar per barel.
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020
Tags: