Surabaya (ANTARA News) - Masyarakat yang tinggal di sebelah tenggara kawah Gunung Semeru diminta mewaspadai guguran lava.

"Masyarakat yang tempat tinggalnya berada di 4 kilometer sebelah tenggara kawah Junggling Saloko (nama lain kawah Gunung Semeru) harus mewaspadai guguran lava," kata Kepala Subbagian Pengamatan Gunung Api, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Agus Budiyanto, saat dihubungi dari Surabaya, Sabtu malam.

Menurut dia, sejak Jumat (5/3) sore, aktivitas letusan di Gunung Semeru terus mengalami peningkatan. "Pertumbuhan kubah lava terus meningkat. Hal ini yang menyebabkan guguran lava mengarah ke tenggara," katanya.

Pihaknya sudah mengirimkan surat kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur dan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru agar meningkatkan kewaspadaan terutama dalam hal mitigasi.

Surat tersebut untuk mengingatkan masyarakat sekitar dan pemerintah daerah agar tidak terlena karena sejak Maret 2009, gunung dengan ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut itu relatif tenang.

Meskipun sampai saat ini status Gunung Semeru adalah Waspada (Level II), saran dia, upaya yang dilakukan oleh pemerintah sudah harus disesuaikan dengan prosedur status Siaga (Level III).

"Peningkatan bereskalasi tinggi ini bukan tidak mungkin akan meningkatkan status Gunung Semeru," kata Agus.

Ia menjelaskan, peningkatan aktivitas gunung yang sebagian besar berada di wilayah Lumajang itu teramati sejak Desember 2009.

"Sampai saat ini kegempaan letusan di Gunung Semeru sudah di atas 70 kali per hari," kata Agus mengungkapkan.

Sementara itu, Sumarna, petugas bagian informasi Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, mengaku telah menerima surat dari PVMBG.

"Kami sudah menutup jalur pendakian menuju kawah Semeru itu sejak 4 Januari lalu. Dan kemungkinan baru bisa dibuka kembali April mendatang setelah ada evaluasi dari PVMBG," katanya. (T.M038/A038)