Kepolisian Harus Bangun Komunikasi dengan Tokoh HMI
6 Maret 2010 12:10 WIB
Seorang pengunjukrasa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Surabaya, berjabat-tangan dengan para personel polisi yang mengamankan unjukrasa mereka di depan Mapolda Jatim, Jumat (5/3). (ANTARA/Bhakti Pundhowo)
Makassar (ANTARA News) - Pakar Komunikasi dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Dr Hasrullah mengatakan, pihak kepolisian, khususnya Polda Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar), harus membangun komunikasi dengan tokoh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) untuk mengantisipasi aksi solidaritas para aktivis mahasiswa itu.
"Salah satu upaya pihak kepolisian meredam meluasnya aksi itu adalah membangun komunikasi dengan tokoh HMI," katanya di Makassar, Sabtu.
Dalam tiga hari terakhir, telah terjadi aksi demonstrasi mahasiswa di Makassar yang diikuti aksi mahasiswa di daerah lain, sebagai akibat dari bentrokan antara mahasiswa yang berunjuk rasa dengan polisi.
Hasrullah mengatakan, upaya pihak kepolisian dengan pendekatan represif terhadap mahasiswa, bukan jalan yang baik. Namun dengan membangun komunikasi yang baik dan intensif dengan tokoh HMI, diharapkan aksi demo mahasiswa yang makin meluas itu dapat diredam.
Menurut dosen ilmu komunikasi Unhas itu, permasalahan yang bersumber dari penyerangan wisma HMI di Jl Botolempangan, Makassar pada Rabu (3/3) malam, oleh masyarakat dan oknum kepolisian, harus diselesaikan dengan pendekatan komunikasi persuasif.
"Bukan hanya memberikan sanksi penahanan terhadap oknum polisi yang sudah melakukan penyerangan, tetapi membangun komunikasi dengan tokoh HMI, diharapkan bisa menjadi solusi mengakhiri aksi demo yang mengarah ke anarkis itu," katanya.
Hal senada dikemukakan tokoh Agama Islam di Makassar, Ustad Zawir Dahlan.
Menurut dia, aksi yang dilakukan para mahasiswa dalam menyampaikan aspirasinya agar kasus Bank Century dituntaskan dan pihak yang terlibat diproses sesuai hukum yang berlaku, dapat dibenarkan. Namun cara penyampaiannya, yang mengarah ke anarkis tidaklah benar.
"Menyerukan kebenaran itu diwajibkan, namun tetap harus memegang aqidah atau prilaku yang baik dalam menyampaikannya. Nah, ini yang biasanya diabaikan para mahasiswa," katanya.
Berkaitan dengan hal tersebut, ia mengibau agar aksi mahasiswa itu jangan sampai bergeser dari tujuan semula, dan upaya mendorong kasus Bank Century agar dituntaskan secepatnya, justru menjadi kabur karena ternodai aksi kekerasan baik yang dilakukan mahasiswa ataupun oknum aparat kepolisian, bahkan masyarakat yang turut terlibat.
Aksi solidaritas mahasiswa dan aktivis HMI untuk melakukan aksi demonstrasi mengecam tindakan oknum aparat kepolisian yang melakukan penyerangan wisma HMI di Makassar, dalam tiga hari terakhir terjadi di antaranya di Medan, Sumatera Utara, Kendari, Sulawesi Tenggara, Surabaya, Jawa Timur dan DKI Jakarta.(S036/A038)
"Salah satu upaya pihak kepolisian meredam meluasnya aksi itu adalah membangun komunikasi dengan tokoh HMI," katanya di Makassar, Sabtu.
Dalam tiga hari terakhir, telah terjadi aksi demonstrasi mahasiswa di Makassar yang diikuti aksi mahasiswa di daerah lain, sebagai akibat dari bentrokan antara mahasiswa yang berunjuk rasa dengan polisi.
Hasrullah mengatakan, upaya pihak kepolisian dengan pendekatan represif terhadap mahasiswa, bukan jalan yang baik. Namun dengan membangun komunikasi yang baik dan intensif dengan tokoh HMI, diharapkan aksi demo mahasiswa yang makin meluas itu dapat diredam.
Menurut dosen ilmu komunikasi Unhas itu, permasalahan yang bersumber dari penyerangan wisma HMI di Jl Botolempangan, Makassar pada Rabu (3/3) malam, oleh masyarakat dan oknum kepolisian, harus diselesaikan dengan pendekatan komunikasi persuasif.
"Bukan hanya memberikan sanksi penahanan terhadap oknum polisi yang sudah melakukan penyerangan, tetapi membangun komunikasi dengan tokoh HMI, diharapkan bisa menjadi solusi mengakhiri aksi demo yang mengarah ke anarkis itu," katanya.
Hal senada dikemukakan tokoh Agama Islam di Makassar, Ustad Zawir Dahlan.
Menurut dia, aksi yang dilakukan para mahasiswa dalam menyampaikan aspirasinya agar kasus Bank Century dituntaskan dan pihak yang terlibat diproses sesuai hukum yang berlaku, dapat dibenarkan. Namun cara penyampaiannya, yang mengarah ke anarkis tidaklah benar.
"Menyerukan kebenaran itu diwajibkan, namun tetap harus memegang aqidah atau prilaku yang baik dalam menyampaikannya. Nah, ini yang biasanya diabaikan para mahasiswa," katanya.
Berkaitan dengan hal tersebut, ia mengibau agar aksi mahasiswa itu jangan sampai bergeser dari tujuan semula, dan upaya mendorong kasus Bank Century agar dituntaskan secepatnya, justru menjadi kabur karena ternodai aksi kekerasan baik yang dilakukan mahasiswa ataupun oknum aparat kepolisian, bahkan masyarakat yang turut terlibat.
Aksi solidaritas mahasiswa dan aktivis HMI untuk melakukan aksi demonstrasi mengecam tindakan oknum aparat kepolisian yang melakukan penyerangan wisma HMI di Makassar, dalam tiga hari terakhir terjadi di antaranya di Medan, Sumatera Utara, Kendari, Sulawesi Tenggara, Surabaya, Jawa Timur dan DKI Jakarta.(S036/A038)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010
Tags: