Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso mengatakan TNI meningkatkan kewaspadaan seiring dengan munculnya peringatan dari Singapura mengenai adanya ancaman aksi teroris di Selat Malaka.

"Itu `warning` dari Singapura, tapi sampai sekarang kita hanya meningkatkan kewaspadaan, belum ada kejadian apa pun," kata Panglima TNI di Kantor Presiden Jakarta, Jumat petang, seusai mengikuti rapat terbatas bidang politik, hukum dan keamanan bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Menurut dia, anggota Kodam I Bukit Barisan, Kodam II Sriwijaya, dan Armada Kawasan Barat telah melakukan penyisiran.

"Saya perintahkan untuk melakukan pendeteksian, kerjasama dengan polisi," katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan sejauh ini memang tidak terjadi apa pun, tapi TNI tetap siaga dan waspada.

Asosiasi Perkapalan Singapura (SSA), Kamis (4/3) menyatakan, angkatan laut negara itu telah menerima indikasi sebuah kelompok teror sedang berencana untuk menyerang kapal-kapal tanker minyak di Selat Malaka, antara Indonesia dan Malaysia.

Asosiasi itu dalam imbauannya mengatakan, Angkatan Laut Singapura merekomendasikan untuk meningkatkan pengamanan di atas kapal.

Seiring dengan adanya informasi itu, tiga negara pantai masing-masing Indonesia, Malaysia dan Singapura meningkatkan pengamanan di Selat Malaka menyusul indikasi ancaman terorisme terhadap kapal-kapal tanker yang melintasi selat tersebut.

Menurut Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat Laksamana Muda TNI Marsetio tiga negara termasuk Thailand telah memiliki kerja sama patroli terkoordinasi untuk mengamankan selat terpadat di dunia itu.

Ia menambahkan, keempat negara terus melakukan kooordinasi untuk melakukan pengamanan di Selat Malaka baik dalam bentuk patroli bersama di laut maupun udara.

(T.G003/R009)