Peshawar, Pakistan (ANTARA News/AFP) - Pakistan menyatakan, pertempuran darat dan serangan udara menewaskan 37 militan di kawasan suku di perbatasan Afghanistan, Kamis, setelah puluhan gerilyawan Taliban menyerang sebuah pos pemeriksaan paramiliter.

Militer Pakistan mengklaim mencapai keberhasilan baru dalam operasi serangan terhadap markas-markas Taliban dan Al-Qaeda, di bawah tekanan AS agar mereka berbuat lebih banyak untuk menghentikan penyusupan militan ke Afghanistan untuk menyerang pasukan Barat.

Dalam serangan menjelang fajar, lebih dari 100 gerilyawan Taliban bersenjata menyerbu sebuah pos pemeriksaan Korps Perbatasan paramiliter, menewaskan satu prajurit dan mencederai empat lain di kota Chamarkand di daerah suku Mohmand, kata seorang pejabat.

"Pasukan yang diperlengkapi mortir dan meriam jarak jauh membalas serangan itu, menewaskan 30 militan," kata pejabat pemerintah daerah Maqsood Ahmed kepada AFP.

Sebuah pernyataan militer mengkonfirmasi bentrokan itu dan 30 korban tewas. Namun, jumlah kematian tersebut tidak bisa dibuktikan secara independen karena daerah yang dilanda kekerasan tidak bisa dijangkau oleh sebagian besar wartawan dan pekerja bantuan.

Chamarkand terletak sekitar dua kilometer dari provinsi Kunar Afghanistan, yang seperti wilayah-wilayah lain negara itu dilanda peningkatan serangan Taliban yang berusaha menggulingkan pemerintah Kabul dan mengusir pasukan asing.

Mohmand berbatasan dengan distrik Bajaur, dimana militer menyatakan Selasa telah menguasai sebuah jalan berliku-liku di sejumlah gua Taliban dan Al-Qaeda yang digali menuju daerah pegunungan dekat perbatasan Afghanistan dalam ofensif yang menewaskan 75 militan.

Militer Pakistan meluncurkan sejumlah ofensif terhadap militan di kawasan suku, yang menurut AS telah menjadi markas besar Al-Qaeda.

Kekerasan meningkat akhir-akhir ini di Pakistan meski pemerintah mengklaim telah berhasil mengatasi kekerasan di kawasan suku.

Sejumlah serangan juga masih terjadi di Swat. Daerah itu sebelumnya disebut-sebut sebagai catatan keberhasilan Pakistan dalam memerangi Taliban dan militan yang terkait dengan Al-Qaeda oleh para pejabat lokal dan AS, yang memuji ofensif itu karena tampaknya mengakhiri pemberontakan lokal Taliban selama dua tahun.

Militer Pakistan meluncurkan ofensif besar-besaran setelah Taliban bergerak maju dari Swat ke Buner, ke arah selatan lagi menuju ibukota Pakistan, Islamabad, setelah Washington menyebut kelompok itu sebagai ancaman bagi keberadaan Pakistan, negara yang bersenjatakan nuklir.

Ofensif militer besar itu diluncurkan di distrik-distrik Lower Dir pada 26 April, Buner pada 28 April dan Swat pada 8 Mei. Ofensif itu mendapat dukungan dari AS, yang menempatkan Pakistan pada pusat strateginya untuk memerangi Al-Qaeda.

Swat dulu merupakan daerah dengan pemandangan indah yang menjadi tempat tujuan wisata namun kemudian berubah menjadi markas kelompok Taliban.

Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.

Pasukan Pakistan meluncurkan ofensif udara dan darat ke kawasan suku Waziristan Selatan pada 17 Oktober, dengan mengerahkan 30.000 prajurit yang dibantu jet tempur dan helikopter meriam.

Meski terjadi perlawanan di Waziristan Selatan, banyak pejabat dan analis yakin bahwa sebagian besar gerilyawan Taliban telah melarikan diri ke daerah-daerah berdekatan Orakzai dan Waziristan Utara.

Waziristan Utara adalah benteng Taliban, militan yang terkait dengan Al-Qaeda dan jaringan Haqqani, yang terkenal karena menyerang pasukan Amerika dan NATO di Afghanistan, dan AS menjadikan daerah itu sebagai sasaran serangan rudal pesawat tak berawak.

Beberapa analis juga telah memperingatkan bahwa Taliban dan sekutu mereka akan meningkatkan serangan terhadap pasukan keamanan di Bajaur dan kawasan suku lain lagi untuk mengalihkan fokus perhatian dari Waziristan Selatan.

Pasukan keamanan melakukan operasi besar-besaran terhadap militan muslim di Mohmand dan Bajaur pada Agustus 2008. Pada Februari 2009, militer menyatakan bahwa Bajaur bersih setelah pertempuran sengit berbulan-bulan, namun kerusuhan terus berlangsung.

Menurut militer, lebih dari 1.500 militan tewas sejak mereka melancarkan ofensif di Bajaur pada awal Agustus 2008, termasuk komandan operasional Al-Qaeda di kawasan itu, Abu Saeed Al-Masri yang berkebangsaan Mesir.

Daerah itu juga dihantam serangan rudal yang hampir mengenai Zawahiri, orang kedua Osama bin Laden, pada Januari 2006.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas pemberontak terhadap pasukan internasional di Afghanistan. (M014/K004)