Jakarta (ANTARA News) - Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Emil Salim mengatakan Amerika dan Indonesia bisa mengadakan kerjasama tentang perubahan iklim dalam hal yang lebih teknis.

"Kita tidak bisa mendesak dia (Presiden Amerika Serikat Barrack Obama) berkomitmen tentang perubahan iklim karena dia tidak mendapat mandat dari Senat Amerika. Lebih baik kita bekerjasama, misalnya tentang peningkatan kapasitas," kata Emil Salim di sela-sela Konferensi Komprehensif Indonesia-Amerika di Hotel Aryaduta, Jakarta, Selasa.

Emil mengatakan hal tersebut menanggapi rencana kedatangan Presiden Amerika Serikat Barrack Obama ke Indonesia pada pertengahan Maret 2010.

Mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup itu mengatakan kerjasama yang bisa diharapkan dengan Amerika adalah dalam hal teknis perubahan iklim, seperti peningkatan kapasitas dan alih teknologi.

"Bagaimana kerjasama dilakukan untuk peningkatan kapasitas sehingga Indonesia bisa menangani dan mengantisipasi kenaikan permukaan air laut misalnya," katanya.

Akan tetapi pembicaraan Presiden Obama dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono jangan bersifat teknis. "Pembicaraan yang terjadi bukan bersifat teknis, tapi pembicaraan tentang visi ke depan seperti bagaimana kerjasama Indonesia-Amerika," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Adam Schwarz dari McKinsey and Company mengatakan arahan kerjasama Indonesia dengan Amerika untuk mengurangi emisi dari lahan gambut dan kehutanan antara lain dalam hal riset dan kebijakan pendukung, peningkatan kapasitas, keterkaitan dengan komunitas lokal, pendanaan dan MRV (pengawasan, pelaporan dan verifikasi).

Sementara Ketua Harian Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) Rachmat Witoelar mengatakan ada lima program kerja yang bisa dilakukan di masa mendatang untuk pengurangan emisi dari lahan gambut dan LULUCF (Land Use, Land-Use Change and Forestry).

Lima program tersebut yaitu informasi dasar, kebijakan yang menyeluruh, peningkatakan kapasitas untuk pemangku kepentingan lokal, penerapan konsep yang telah terbukti dan alokasi dana khusus untuk lahan gambut dan LULUCF.

Sebelumnya, Staf Khusus Presiden RI untuk perubahan iklim, Agus Purnomo mengatakan Presiden Amerika Serikat Barack Obama datang ke Indonesia membawa lima agenda pertemuan, di antaranya mengenai perubahan iklim.

"Item kelima dari lima agenda yang dibawa Obama adalah mengenai perubahan iklim," kata Agus Purnomo di Jakarta, Senin (1/3).

Obama akan melakukan pertemuan komprehensif yang membahas beberapa elemen, antara lain, mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang perubahan iklim.
(T.N006/R009)