Satgas COVID-19 tegaskan masyarakat ujung tombak penanganan COVID-19
2 Oktober 2020 13:34 WIB
Tangkapan layar - Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19 Sonny Harmadi dalam sosialisasi irtual strategi perubahan perilaku protokol kesehatan oleh BKKBN dipantau dari Jakarta, Jumat (2/10/2020) (ANTARA/Prisca Triferna)
Jakarta (ANTARA) - Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan COVID-19 Sonny Harmadi menegaskan masyarakat merupakan ujung tombak penanganan COVID-19 mengingat jumlah tenaga medis yang terbatas jika terjadi peningkatan kasus.
"Kita mengatasi COVID-19 harus dari hulu menempatkan masyarakat sebagai ujung tombak penanganan COVID-19. Jumlah dokter dan tenaga kesehatan kita sangat terbatas," kata Sonny dalam acara virtual tentang sosialisasi strategi perubahan perilaku protokol kesehatan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dipantau dari Jakarta pada Jumat.
Baca juga: Pupuk Kaltim disinfeksi fasilitas publik di Bontang libatkan relawan
Jika jumlah pasien terkonfirmasi positif meningkat drastis, kata Sonny, dengan kapasitas pelayanan kesehatan yang terbatas maka muncul potensi masalah.
Dia memberi contoh bagaimana negara dengan sumber daya kesehatan yang besar seperti Amerika Serikat juga mengalami masalah dalam penanganan COVID-19.
Baca juga: Pemerintah berencana gunakan tes cepat antigen untuk deteksi COVID-19
Karena itu untuk mencegah dokter dan tenaga medis kelelahan maka harus didorong perubahan perilaku di masyarakat agar bisa mencegah penularan COVID-19 mulai dari hulu.
Sonny menyebut bahwa saat ini Indonesia dan dunia sedang menghadapi "perang" dengan COVID-19 dan membutuhkan filosofi untuk melawan penyakit yang menyerang sistem pernapasan itu.
Baca juga: Kasus meningkat, Banten dan Aceh masuk prioritas penanganan COVID-19
Salah satu filosofi itu adalah mengenal diri sendiri dalam bentuk mengidentifikasi apakah memiliki penyakit bawaan dan masuk dalam kelompok usia rentan.
Selain itu, filosofi lain adalah mengenal musuh yang berarti sadar bagaimana COVID-19 menular ke manusia yaitu lewat mulut dan hidung, yang berarti harus melindungi bagian-bagian rentan tersebut.
Ia mengingatkan masyarakat untuk rajin melakukan 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak dari kerumunan.
Baca juga: Tangerang Raya sumbang 75 persen kasus positif COVID-19 di Banten
"3M ini menjadi pertahanan diri kita untuk menghadapi musuh kita yang punya karakteristik masuk melalui hidung, mulut dan mata," kata Sonny.
Tidak hanya itu, dia meminta masyarakat untuk mengenali "medan perang" melawan COVID-19 yaitu bagaimana virus itu lebih mudah menyebar di ruangan tertutup dengan jumlah orang yang banyak serta ketika berada di daerah yang masuk dalam zona merah.
#satgascovid19
Baca juga: Calon Wali Kota Bontang meninggal, sebelumnya positif COVID-19
"Kita mengatasi COVID-19 harus dari hulu menempatkan masyarakat sebagai ujung tombak penanganan COVID-19. Jumlah dokter dan tenaga kesehatan kita sangat terbatas," kata Sonny dalam acara virtual tentang sosialisasi strategi perubahan perilaku protokol kesehatan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dipantau dari Jakarta pada Jumat.
Baca juga: Pupuk Kaltim disinfeksi fasilitas publik di Bontang libatkan relawan
Jika jumlah pasien terkonfirmasi positif meningkat drastis, kata Sonny, dengan kapasitas pelayanan kesehatan yang terbatas maka muncul potensi masalah.
Dia memberi contoh bagaimana negara dengan sumber daya kesehatan yang besar seperti Amerika Serikat juga mengalami masalah dalam penanganan COVID-19.
Baca juga: Pemerintah berencana gunakan tes cepat antigen untuk deteksi COVID-19
Karena itu untuk mencegah dokter dan tenaga medis kelelahan maka harus didorong perubahan perilaku di masyarakat agar bisa mencegah penularan COVID-19 mulai dari hulu.
Sonny menyebut bahwa saat ini Indonesia dan dunia sedang menghadapi "perang" dengan COVID-19 dan membutuhkan filosofi untuk melawan penyakit yang menyerang sistem pernapasan itu.
Baca juga: Kasus meningkat, Banten dan Aceh masuk prioritas penanganan COVID-19
Salah satu filosofi itu adalah mengenal diri sendiri dalam bentuk mengidentifikasi apakah memiliki penyakit bawaan dan masuk dalam kelompok usia rentan.
Selain itu, filosofi lain adalah mengenal musuh yang berarti sadar bagaimana COVID-19 menular ke manusia yaitu lewat mulut dan hidung, yang berarti harus melindungi bagian-bagian rentan tersebut.
Ia mengingatkan masyarakat untuk rajin melakukan 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak dari kerumunan.
Baca juga: Tangerang Raya sumbang 75 persen kasus positif COVID-19 di Banten
"3M ini menjadi pertahanan diri kita untuk menghadapi musuh kita yang punya karakteristik masuk melalui hidung, mulut dan mata," kata Sonny.
Tidak hanya itu, dia meminta masyarakat untuk mengenali "medan perang" melawan COVID-19 yaitu bagaimana virus itu lebih mudah menyebar di ruangan tertutup dengan jumlah orang yang banyak serta ketika berada di daerah yang masuk dalam zona merah.
#satgascovid19
Baca juga: Calon Wali Kota Bontang meninggal, sebelumnya positif COVID-19
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020
Tags: