Jakarta (ANTARA News) - Massa pengunjuk rasa di depan Gedung MPR/DPR, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Selasa sekitar pukul 15.20 WIB kembali bentrok dengan aparat kepolisian yang menjaga Gedung Wakil Rakyat itu.

Polisi kembali menyemprotkan air dari kendaraan water canon serta melepaskan tembakan gas air mata ke arah pengunjuk rasa yang berupaya menaiki tembok pagar gerbang Gedung DPR.

Meskipun air terus disemprotkan, sejumlah pengunjuk rasa terus melempari tiga kendaraan water canon yang terus menembakkan air.

Semprotan air yang disertai tembakan gas air mata tersebut berlangsung selama hampir setengah jam dan membuyarkan massa pengunjuk rasa di depan pintu gerbang Gedung DPR.

Sebelum bentrokan terjadi, massa berupaya masuk ke Gedung DPR dengan menaiki pagar pintu gerbang gedung tersebut.

Sejumlah pengunjuk rasa lainnya melakukan pembakaran terhadap sejumlah atribut unjuk rasa sehingga menyebabkan kobaran api dan asap hitam di Jl Gatot Subroto ke arah Slipi yang telah ditutup sejak siang.

Walau pun keadaan semakin ricuh, para pengunjuk rasa terus berdatangan.

Setelah penghalauan kedua tersebut, aparat kepolisian membuat pagar betis sekitar 100 meter menjelang pintu gerbang Gedung DPR agar massa tidak bisa mendekat.

Gelombang massa yang kedua yang datang ke Gedung DPR antara lain berasal dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Komunitas Mahasiswa Universitas Tujuh Belas Agustus (Untag), Komunitas Mahasiswa Indonesia (KMI), Front Indonesia Semesta (FIS), Forum Pemuda Jakarta (FPJ), Gerakan Mahasiswa Pemuda Indonesia (GMPI), Barisan Pelopor Pemuda Indonesia (BPPI), Dewan Tani Indonesia (DTI), dan Serikat Pekerja Nasional (SPN).

Kelompok massa pertama yang sebelumnya berhasil dibubarkan polisi antara lain berasal dari Komisi Independen Pemantau Pemilu (KIPP), Forum Komunikasi Amanat Penderitaan Rakyat (FK Ampera), Pemuda Tani Indonesia, Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI), Forum Umat Islam Bersatu (FUIB), dan Benteng Demokrasi Rakyat(Bendera).

Tidak tegas
Sementara itu, aktivis Koalisi Masyarakat Sipil Anti Korupsi (KOMPAK) Effendi Ghazali mengatakan, kericuhan yang terjadi di luar Gedung DPR itu dipicu sikap anggota DPR yang tidak tegas menyelesaikan kasus skandal Bank Century.

"Di dalam saja sudah ricuh. Jadi, pengunjuk rasa saat ini sudah tidak memakai logika karena Pansus juga sudah tidak memakai logika," ujar Effendi di tengah-tengah massa di depan Gedung DPR.

Menurut Effendi, demonstrasi seperti itu akan terus berlangsung jika masalah Century tidak kunjung selesai.

"Demo ini memberikan tekanan moral agar Pansus cepat menyelesaikan kasus ini dan masyarakat luas dapat tergerak," tutur effendi.(M-RFG*M-FAI*/A038)