Denpasar (ANTARA) - Pemerintah Kota Denpasar, Provinsi Bali melakukan persiapan menggelar ajang "Denpasar Festival 2020" di tengah pandemi COVID-19.

"Persiapan ajang 'Denpasar Festival (Denfest)' tahun ini berbeda dibanding tahun sebelumnya. Saat ini harus lebih ketat dan wajib mengacu protokol kesehatan," kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar, MA Dezire Mulyani di Denpasar, Kamis (1/10).

Ia mengatakan serangkaian Denfest 2020, berbagai kegiatan sudah di mulai bulan ini, di antaranya ajang kreatif, pameran foto secara virtual dan lainnya.

Rencananya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wisnutama Kusubandio dijadwalkan membuka festival daring pertama dan terpanjang menjelang Denfest pada 2 Oktober dengan sajian pementasan tarian garapan "Siwa Nataraja" di Dharma Negara Alaya Kota Denpasar.

MA Dezire Mulyani didampingi Ketua Harian Bekraf Kota Denpasar, I Putu ‘Lengkong’ Yuliarta menjelaskan bahwa Denpasar Festival (Denfest) merupakan sebuah etalase produk-produk kreatif unggulan Kota Denpasar. Pada ajang itulah proses kreatif masyarakat dalam setahun hadir di depan publik secara luas.

"Produk kreatif tersebut dapat berupa ekspresi, kreasi dan kontribusi terhadap kotanya," Kata Kadis Pariwisata Dezire Mulyani.

Baca juga: Pemkot Denpasar gelar Festival Wirausaha Muda

Ia mengatakan selama 12 tahun pelaksanaan Denfest, banyak telah memberikan pengaruh terhadap pola pikir dan gerak pembangunan Kota Denpasar yang berfokus pada dua hal. Pertama, proaktivitas menanggapi isu dan tantangan zaman yang tergambar dalam gerakan inklusif melibatkan semua kalangan.

Kedua, keberanian membuka jalan untuk berinovasi yang diawali dengan memetakan potensi, target, lalu mencapainya dengan jalan yang paling sesuai dengan kondisi dan kemampuan sendiri.

"Kedua hal ini tercermin dalam dinamika sehari-hari yang puncaknya tertuang dalam perayaan tahunan Denfest pada akhir bulan Desember," ucapnya.

Dezire Mulyani menjelaskan bahwa kutub-kutub gerakan tersebut menjadi pusaran sentrifugal yang bergerak dan menciptakan kesuksesan yang holistik dan berkelanjutan. Sinergi ekonomi kreatif dan turisme sebagai pondasi pemajuan Denfest.

Paradigma tersebut mempertemukan globalisasi dan modernisasi di satu sisi dan budaya Bali serta keluhuran tradisi. Di sisi lain pada sebuah ranah bernama pariwisata budaya dengan bingkai Orange Economy dan Denpasar Festival sebagai ruang pajang atau etalasenya.

Baca juga: Wali Kota Denpasar ikuti "Fun Run Nature" sejauh lima kilometer

Ia mengatakan pada saat itu menyuguhkan 3A, yakni Atraksi, Akses, dan Amenitas dirumuskan sebagai komponen kepariwisataan nasional.

"Untuk memajukan kepariwisataan nasional, tiga komponen yang seluruhnya menyakup perayaan, petualangan, destinasi, atraksi, fasilitas, hospitalitas, publisitas, cita rasa, cinderamata, dan pengalaman itulah yang harus dikembangkan. Maka sembilan hal itu kemudian menjadi kisi-kisi pengembangan "Denpasar Festival" di masa depan dengan tajuk Denfest berbasis kepariwisataan. Simulasi-simulasi pun telah dibuat untuk itu," ujar Dezire Mulyani.

Ia mengatakan sebagai kota kreatif, Denpasar tak mau berpangku tangan dan meratapi pandemi COVID-19, Wali Kota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra bersama Wakilnya Jaya Negara memberi tugas Badan Kreatif (BKraf) Denpasar untuk membuat terobosan untuk menggerakkan ekonomi masyarakat.

Dikatakan, beranjak dari ide dan semangat untuk tidak berdiam diri tersebut akhirnya lahir program-program yang mendorong siapa saja untuk menjalankan usaha rumahan berbasis daring. Untuk memudahkan UMKM melakukan pemasaran bersama, BKraf menghadirkan pasar digital "Makin Dekat". Setali tiga uang, akhirnya dari sana pula lahir konsep virtual untuk penyelenggaraan Denpasar Festival 2020.

"Sebagai ekspresi optimisme bahwa dengan kreativitas yang dijalankan secara benar keadaan sesulit apa pun pasti dapat dihadapi dengan selamat, Denpasar Festival 2020 mengibarkan tema "Kreativitas Meretas Batas" (Beyond Limit), dan akan berlangsung selama tiga bulan dengan platform digital bernama http://denfest.kreativi.id/ serta menghadirkan 189 mata acara dengan melibatkan 407 komunitas muda Kota Denpasar," ujar Dezire Mulyani.

Baca juga: Denpasar gelar Festival Kota Hijau 2019

Dengan tema tersebut, lanjut Dezire Mulyani, dalam kondisi serba terbatas di saat pandemi belum tuntas sepenuhnya ini, Denpasar Festival dihadirkan dengan kombinasi gelaran langsung (offline) dengan protokol kesehatan yang ketat dan gelaran daring (online) yang diupayakan menyakup semua potensi kreatif di Kota Denpasar dan dikemas dengan menarik serta digaungkan ke seluruh penjuru dunia. Selain itu, diangkat pula konsep "Siwa Nataraja dan Ngunday Bayu" sebagai spirit melangkah.

Siwa Nataraja merupakan Siwa yang digambarkan dalam pose sedang menari. Siwa diyakini sebagai dewa yang menarikan seluruh kesadaran kosmis. Karenanya Siwa diyakini sebagai sumber segala tarian indah.

"Dewa Siwa diyakini merupakan sumber dari mana kesadaran dan kreativitas kesenian menyebar (ngebek) dan kepadanya menyublim (ngingkes). Bagi dunia fana, Dewa Siwa menari untuk kemakmuran, kesejahteraan dan kedamaian. Dalam fase tertinggi, Siwa menari untuk melepaskan jiwa individu dari segala belenggu maya (ilusi)," ujarnya.

Baca juga: Umat Hindu Bali lakukan ritual beri makan kera di Pura Pulaki-Buleleng

Adapun morfologi pelaksanaan Denpasar Festival ke-13 Tahun 2020 ini terdiri atas OPD Pemerintah Kota Denpasar, Institusi Pendidikan, Budayawan dan Antropolog, Kelompok Budaya dan Seni, Pelaku UMKM Perdagangan, Pengembang Disain & Kreatif dan Organisasi Sosial Masyarakat.

Denfest kali ini turut menghadirkan beragam kegiatan, mulai dari Food Festival, Craft, Fashion dan Exhibition, Virtual Fashion Show, Pilem Mebarung, Kompetisi Kreatif Piala Walikota, Visualisasi Puisi, Drama Satu Babak, Lomba Esai Foto Denfest 2020, Lomba Sketsa Denfest 2020, Lomba Ogoh-ogoh Virtual, Mendongeng, Late Art Competition, Music Battle, Workshop Fotografi, Workshop Keramik dan Workshop F & B.

Selain itu, beragam hiburan dari tradisi, modern dan kontemporer juga akan hadir dalam pelaksanaan Dentest Tahun 2020.

Baca juga: Kemenparekraf promosi program "We Love Bali" saat pandemi COVID-19
Baca juga: Kemenparekraf libatkan 4.000 peserta dalam program "We Love Bali