Timika (ANTARA News) - Staf Ahli Gubernur Papua, Dr Agus Sumule mengungkapkan ada banyak potensi pertambangan di Papua yang hingga kini belum dieksploitasi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat setempat.
Berbicara kepada ANTARA di Timika, Selasa, Agus mengatakan potensi tambang itu meliputi minyak dan gas bumi, emas, tembaga, batubara, nikel, pasir besi dan lainnya.
Ia mengatakan, potensi minyak dan gas bumi selain terdapat di Teluk Bintuni Provinsi Papua Barat yang kini dikelola British Proteleum (BP), juga terdapat di Merauke.
"Merauke menyimpan sekitar 14,4 kubik feet potensi migas dengan mutu dan jumlah terbanyak di dunia," kata Agus.
Sementara potensi emas dan tembaga terdapat di sebagian besar wilayah Papua. Potensi emas dan tembaga tersebut baru sebagian yang dieksploitasi oleh PT Freeport Indonesia di wilayah Grasberg Tembagapura, Mimika.
Adapun potensi batubara terdapat di Memberamo, Teluk Bintuni, selatan Mimika hingga Merauke dan sampai saat ini belum dieksploitasi.
"Potensi batubara sangat besar di Papua. Jika ini bisa dikelola secara baik maka merupakan salah satu sumber energi termurah," katanya.
Agus mengatakan saat ini terdapat dua perusahaan tambang sedang merintis investasi di Papua yaitu PT Aneka Tambang (Antam) dan perusahaan Valli dari Brazil.
Kedua perusahaan itu berencana berinvestasi di bidang pertambangan emas di wilayah Kabupaten Pegunungan Bintang yang berbatasan langsung dengan negara tetangga, Papua New Guinea (PNG).
Agus mengatakan, di wilayah perbatasan tersebut sebelumnya terdapat perusahaan tambang emas Oktedi yang beroperasi di PNG, namun sudah ditutup.
Penutupan perusahaan tambang emas Oktedi menimbulkan masalah lingkungan lantaran perusahaan itu mengalirkan tailing melalui sungai ke wilayah Indonesia.
"Hal ini tentu saja menimbulkan masalah karena perusahaan itu sudah ditutup dan siapa yang bertanggung jawab atas pencemaran lingkungan yang terjadi di wilayah Indonesia," tanya Agus.
Potensi kayu merbau
Selain potensi pertambangan, Agus mengatakan Papua menyimpan kekayaan hutan berupa kayu merbau alias kayu besi dengan kualitas terbaik.
Sesuai data Dinas Kehutanan Provinsi Papua, katanya, sekitar enam juta hektar hutan di Papua kaya dengan kayu merbau dimana setiap hektar menyimpan potensi kayu merbau sekitar 13,65 meter kubik.
Sementara potensi hutan sagu di Papua mencapai 2,2 juta hektar.
"Dahulu orang Papua memanfaatkan sagu hanya sekedar untuk kebutuhan pangan, tapi sekarang kita mulai melihat potensi bio etanol untuk sumber energi alternatif," jelas Agus.
Ia mengatakan setiap batang sagu menghasilkan sekitar 100 kg tepung yang jika diolah akan menghasilkan 25 liter etanol. (E015/K004)
Banyak Potensi Tambang di Papua Belum Dieksploitasi
2 Maret 2010 07:15 WIB
Tambang batu bara/ilustrasi. (ANTARA/Andika Wahyu)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010
Tags: