Sukabumi (ANTARA News) - Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) memutuskan untuk memperpanjang penutupan kunjungan wisata khusus pendakian ke Gunung Salak karena intensitas hujan di kawasan itu masih tinggi.
"Sebenarnya penutupan Gunung Salak diberlakukan dari 1 Januari hingga 28 Februari 2010 lalu, namun karena cuaca buruk masih melanda wilayah Gunung Salak akhirnya kami memutuskan memperpanjang penutupan gunung tersebut mulai 1 Maret hingga 31 Maret 2010 nanti," kata Kepala Balai TNGHS, Bambang Supriyanto, ketika dihubungi dari Sukabumi, Senin.
Menurut dia, penutupan jalur pendakian diperpanjang untuk keselamatan para pengunjung sendiri, terutama pengunjung yang akan mendaki ke puncak Gunung Salak dan ke Kawah Ratu.
"Kawah Ratu sangat berbahaya bila musim hujan karena gas H2S (hidrogen sulfida) dan SO2 (Sulfur dioksida) yang dikeluarkan termasuk gas berat. Gas berat yang keluar dari kawah tersebut tidak dapat memuai dan hanya berdiam pada ketinggian sekitar satu meter dari permukaan tanah," paparnya.
Hal itu, lanjut dia, tersebut terjadi karena suhu atau temperatur di lokasi sangat rendah dan kandungan H2S di lokasi bisa melebihi ambang batas bahaya yakni 30 ppm, sehingga sangat membahayakan bagi para pengunjung dan bagi yang menghirupnya akan sangat mematikan.
"Bahkan, sudah ada korban meninggal dunia akibat menghirup gas beracun tersebut," tuturnya.
Penutupan itu juga untuk melakukan pemulihan ekologis di kawasan konservasi secara alamiah setelah berbulan-bulan dikunjungi para wisatawan.
Ia mengatakan, bila terdapat pengunjung yang masuk secara ilegal pihaknya akan melakukan tindakan tegas terhadap para pelaku, seperti salah satunya telah diterapkan kepada enam mahasiswa asal Yogyakarta yang masuk secara ilegal.
"Karena kalau dibiarkan, tentunya ini contoh buruk bagi yang lainnya. Kami akan menerapkan tindakan tegas terhadap para pengunjung yang ilegal," kata Bambang. (Ant/K004)
Penutupan Gunung Salak Diperpanjang Akibat Cuaca Buruk
2 Maret 2010 06:37 WIB
(istimewa)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010
Tags: