Beirut (ANTARA News) - Hujan musim semi yang terus mengguyur Beirut sejak pagi tak menghalangi para undangan menghadiri malam resepsi kebudayaan di salah satu hotel berbintang, akhir pekan lalu di kota itu, untuk menandaiperpisahan Duta Besar RI untuk Libanon Bagas Hapsoro yang akan kembali ke Jakarta.

Wartawan dari berbagai media cetak dan elektronika turut menghadiri acara itu. Sejumlah atraksi seni bakal ditampilkan pada seremoni yang juga dihadiri sejumlah tamu istimewa.

Tak berapa lama, ruangan yang setengah jam sebelumnya hening, berubah riuh, namun terompet pembuka yang mengiringi tari Kuda Lumping menghentikan keriuhan itu. Semua mata tertuju ke panggung di mana Martine Andraos, Miss Lebanon berdiri.

Martine lalu berkata, "Kami berterimakasih dan bangga karena Indonesia menganggap kami sebagai sahabat-sahabatnya."

Dia berharap lebih banyak lagi pemuda dan rakyat Indonesia menjadi sahabat Libanon.

"Hubungan dan kerjasama kedua bangsa yang telah terbina dan dipelopori Dubes Bagas Hapsoro hendaknya terus dikembangkan. Kami siap berdiri di depan meningkatkan benih persahabatan ini," katanya lagi.

"Selamat jalan sahabat kami, kita semua tahu betapa ASEAN beruntung menerima Anda bergabung di dalamnya. Semoga ikatan persahabatan kita tetap abadi dan selalu dikenang," sambung Mgr. Gabriele Caccia, Wakil Vatikan di Libanon selaku ketua korps diplomatik, dalam sambutannya.

Beberapa tokoh masyarakat, pengusaha dan korps diplomatik Libanon turut menyampaikan penghargaan kepada Bagas Hapsoro yang 28 Februari lalu mengakhiri masa tugasnya.

"Beberapa tahun terakhir kita telah melihat peningkatan hubungan kedua negara di segala bidang, termasuk ekonomi, politik, pendidikan, sosial dan budaya," timpal Bagas Hapsoro yang menempati pos baru di Jakarta, Deputi Sekretaris Jenderal ASEAN.

Hapsoro melanjutkan, kedua negara memiliki banyak agenda bersama, termasuk dialog lintas agama.

"Kami berharap Indonesia dapat menjadi tuan rumah acara ini pada tahun 2010, tentu bekerjasama dengan Darul Fatwa dan Kementerian Luar Negeri dan Imigrasi Libanon," katanya.

Malam itu, undangan disuguhi unjuk seni dari Dharma Wanita KBRI, masyarakat, pelajar dan anggota Kontingen Garuda di UNIFIL, serta beberapa gadis Libanon anggota Friends of Indonesia yang ikut menjadi penari Kuda Lumping dan Kecak.

"Spektakuler dan heboh," komentar salah seorang pengunjung. Tidak hanya Kuda Lumping, juga ditampilkan Kolintang dan Tari Kecak, yang disambut meriah penonton.

Malam itu, semua orang hanyut oleh buaian musik gamelan, kendang dan liuk indah para penari serta suara gitar Dubes Hapsoro yang turut manggung pada penutupan acara. Miss Lebanon dan undangan lain beberapa kali ikut bernyanyi dan bertepuk tangan.

"Saya bangga dan cinta menjadi sahabat-sahabat Indonesia," ulang Miss Libanon di akhir acara.

Jelita yang juga mewakili negaranya di ajang Miss World dan Miss Universe ini aktif dalam kegiatan sosial dan budaya Indonesia. Terakhir dia membantu mengumpulkan dana bagi korban gempa di Sumatera, hampir 500 juta rupiah, dan telah disumbangkan untuk pembangunan salah satu sekolah dasar di Padang.

Rencananya, Juli tahun ini Miss Lebanon akan mengunjungi beberapa kota di Indonesia, termasuk Padang guna meresmikan gedung sekolah hasil sumbangan masyarakat Libanon itu.

Perempuan penggemar tari poco-poco ini juga akan tur ke kota-kota lain Indonesia untuk menjalin kontak dan kerjasama dengan Indonesia. (*)

Ahmad Syofian (Fungsi Penerangan dan Sosbud - KBRI Beirut) dari Beirut, Lebanon.