Singapura (ANTARA News) - Harga minyak mencatat kenaikan lagi hingga di atas 80 dolar AS per barel di perdagangan Asia Senin ditopang oleh melemahnya dolar dan tanda-tanda menguatnya ekonomi Amerika Serikat.

Kontrak berjangka utama New York untuk minyak mentah jenis "light sweet" pengiriman April naik 50 sen ke posisi 80,16 dolar per barel. Sementara minyak mentah jenis "Brent North Sea" London, pengiriman April naik 47 sen menjadi 78,06 dolar per barel, sebagaimana dikutip dari AFP.

"Harga itu menguat dikarenakan adanya kenyataan bahwa dolar AS dibuka sedikit melemah terhadap euro," kata David Moore, ahli strategi komoditas pada Commonwealth Bank of Australia di Sydney.

Minyak diperdagangkan dalam dolar dan pelemahan dolar AS menjadikan harga minyak lebih murah bagi para pemilik mata uang lainnya, sehingga mendorong permintaan dan juga harga menjadi lebih tinggi.

Moore mengatakan bagaimana pun bahwa sentimen dapat terpukul oleh laporan yang menunjukkan sektor manufaktur China mencatat pertumbuhan lebih lamban dari pada yang diperkirakan pada Februari.

Indeks manajer pembelian resmi China turun menjadi 52 pada Februari dibanding 55,8 pada Januari, meski prediksi para analis 55,45, karena sektor tersebut melemah dikarenakan penutupan pabrik selama liburan tahun baru China.

Minyak mentah New York naik 1,49 dolar Jumat pekan lalu ditutup pada kisaran 79,66 dolar per barel, di picu data yang menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi AS 5,9 persen pada kuartal pertama 2009, mengalahkan estimasi ekspansi 5,7 persen.

Angka tersebut disusul kenaikan 2,2 persen dalam produk domestik bruto (PDB) pada kuartal tiga, pertumbuhan ekonomi pertama-nya setelah kontraksi kuartalan ke empat berturut-turut.(S004/A024)