Masyarakat beralih bertani, DPR usul subsidi pupuk naik dua kali lipat
1 Oktober 2020 14:29 WIB
Ilustrasi: Petani menabur pupuk pada tanaman padi di Aceh Besar, Aceh, Selasa (11/8/2020). ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/foc. (ANTARA FOTO/IRWANSYAH PUTRA)
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima mendorong alokasi subsidi pupuk tahun depan naik dua kali lipat menyusul perubahan perilaku masyarakat yang kini banyak kembali bertani.
"Kemarin kita sempat minta kepada pemerintah, kalau ada subsidi pupuk ini dinaikkan dua kali lipat diduakalikan karena ada perubahan gelombang di mana buruh pabrik, anak petani, mungkin tukang becak, buruh bangunan, yang saat ini mengalami kondisi pandemi, berbalik menjadi petani," kata Aria saat membuka rapat dengar pendapat (RDP) dengan PT Pupuk Indonesia (Persero), Kamis.
Baca juga: Arya: BUMN salurkan pupuk bersubsidi sesuai penugasan
Aria menuturkan saat ini banyak lahan kering mulai dari sungai hingga waduk kering digunakan masyarakat untuk bertani.
"Mungkin salah satu hal yang membuat langka (pupuk), size pertanian ini melebar," katanya.
Ia juga menyayangkan kelangkaan pupuk yang terjadi karena mempengaruhi kualitas penanaman di awal musim tanam ini.
Baca juga: Jelang musim tanam, Pupuk Indonesia siagakan pupuk nonsubsidi
Kelangkaan tersebut bahkan membuat kelompok petani saling mencurigai sehingga membuat produsen dan petani menyampaikan keluhan tersebut ke publik.
Ia berharap dukungan politik berupa penambahan pupuk subsidi di masa mendatang akan dapat mendukung kondisi yang mengalami perubahan karena pandemi COVID-19.
Baca juga: Atasi kelangkaan pupuk subsidi, Pupuk Indonesia dapat Rp3,1 triliun
"Kemarin kita sempat minta kepada pemerintah, kalau ada subsidi pupuk ini dinaikkan dua kali lipat diduakalikan karena ada perubahan gelombang di mana buruh pabrik, anak petani, mungkin tukang becak, buruh bangunan, yang saat ini mengalami kondisi pandemi, berbalik menjadi petani," kata Aria saat membuka rapat dengar pendapat (RDP) dengan PT Pupuk Indonesia (Persero), Kamis.
Baca juga: Arya: BUMN salurkan pupuk bersubsidi sesuai penugasan
Aria menuturkan saat ini banyak lahan kering mulai dari sungai hingga waduk kering digunakan masyarakat untuk bertani.
"Mungkin salah satu hal yang membuat langka (pupuk), size pertanian ini melebar," katanya.
Ia juga menyayangkan kelangkaan pupuk yang terjadi karena mempengaruhi kualitas penanaman di awal musim tanam ini.
Baca juga: Jelang musim tanam, Pupuk Indonesia siagakan pupuk nonsubsidi
Kelangkaan tersebut bahkan membuat kelompok petani saling mencurigai sehingga membuat produsen dan petani menyampaikan keluhan tersebut ke publik.
Ia berharap dukungan politik berupa penambahan pupuk subsidi di masa mendatang akan dapat mendukung kondisi yang mengalami perubahan karena pandemi COVID-19.
Baca juga: Atasi kelangkaan pupuk subsidi, Pupuk Indonesia dapat Rp3,1 triliun
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020
Tags: