Indonesia ajak seluruh dunia jadikan bumi tempat tinggal yang lebih baik
1 Oktober 2020 12:47 WIB
Menteri LHK Siti Nurbaya mewakili Indonesia di acara Pertemuan Tingkat Tinggi tentang Keanekaragaman Hayati yang dilaksanakan di sela-sela Sidang Majelis Umum (SMU) PBB ke-75 yang digelar secara virtual
Jakarta (ANTARA) -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengajak seluruh dunia untuk bersama-sama mendukung Kerangka Keanekaragaman Hayati Global Pasca 2020 dalam rangka menjadikan bumi sebagai tempat tinggal yang lebih baik, tak hanya bagi manusia, tapi juga bagi semua makhluk hidup.
"Kita harus senantiasa menjadikan bumi sebagai tempat yang layak bagi semua makhluk untuk hidup dengan harmonis. Untuk Indonesia, pendekatan One Health yang memadukan Healthy Environment, Healthy Animal dan Healthy People adalah pendekatan yang sesuai dengan kondisi global saat ini," ujar Siti pada Pertemuan Tingkat Tinggi tentang Keanekaragaman Hayati yang dilaksanakan di sela-sela Sidang Majelis Umum (SMU) PBB ke-75 yang digelar secara virtual.
Pendekatan One Health mendasari kebijakan Indonesia di bidang keanekaragaman hayati antara lain penetapan sekitar 66 juta hektar dari 120 juta hektar kawasan hutan, atau 35 persen dari 190 juta hektar luas daratan, serta menetapkan 23,38 juta hektar atau 7,19 persen dari luas wilayah laut, sebagai kawasan yang dilindungi.
Indonesia juga menguatkan fungsi High conservation value forest (HCVF) di 1,34 juta hektar konsesi dan mengonsolidasikan habitat satwa yang terfragmentasi untuk keselamatan spesies.
Selain itu, Indonesia juga telah mengembangkan 3 jenis bioprospeksi, yaitu: Isolat bakteri Anti-frost; Anti-cancer; dan jamur bernilai ekonomi tinggi.
Untuk itu, Siti mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk membangun Kerangka Kerja Sama Pasca 2020 dengan memperhatikan kemanfaatan bersama termasuk dukungan bagi negara berkembang dalam mobilisasi sumber daya dan transfer teknologi.
"Kita juga harus memperkuat pelaksanaan agenda global lainnya seperti Agenda 2030 dan Paris Agreement," pungkas Siti.
Bertemakan “Urgent Action on Biodiversity for Sustainable Development”, pertemuan Pertemuan Tingkat Tinggi tentang Keanekaragaman Hayati menyoroti urgensi tindakan pada tingkat tertinggi dalam mendukung Kerangka Keanekaragaman Hayati Global Pasca 2020 yang berkontribusi pada Agenda 2030 dan mewujudkan Visi 2050 Keanekaragaman Hayati “Living in Harmony with Nature”.
"Kita harus senantiasa menjadikan bumi sebagai tempat yang layak bagi semua makhluk untuk hidup dengan harmonis. Untuk Indonesia, pendekatan One Health yang memadukan Healthy Environment, Healthy Animal dan Healthy People adalah pendekatan yang sesuai dengan kondisi global saat ini," ujar Siti pada Pertemuan Tingkat Tinggi tentang Keanekaragaman Hayati yang dilaksanakan di sela-sela Sidang Majelis Umum (SMU) PBB ke-75 yang digelar secara virtual.
Pendekatan One Health mendasari kebijakan Indonesia di bidang keanekaragaman hayati antara lain penetapan sekitar 66 juta hektar dari 120 juta hektar kawasan hutan, atau 35 persen dari 190 juta hektar luas daratan, serta menetapkan 23,38 juta hektar atau 7,19 persen dari luas wilayah laut, sebagai kawasan yang dilindungi.
Indonesia juga menguatkan fungsi High conservation value forest (HCVF) di 1,34 juta hektar konsesi dan mengonsolidasikan habitat satwa yang terfragmentasi untuk keselamatan spesies.
Selain itu, Indonesia juga telah mengembangkan 3 jenis bioprospeksi, yaitu: Isolat bakteri Anti-frost; Anti-cancer; dan jamur bernilai ekonomi tinggi.
Untuk itu, Siti mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk membangun Kerangka Kerja Sama Pasca 2020 dengan memperhatikan kemanfaatan bersama termasuk dukungan bagi negara berkembang dalam mobilisasi sumber daya dan transfer teknologi.
"Kita juga harus memperkuat pelaksanaan agenda global lainnya seperti Agenda 2030 dan Paris Agreement," pungkas Siti.
Bertemakan “Urgent Action on Biodiversity for Sustainable Development”, pertemuan Pertemuan Tingkat Tinggi tentang Keanekaragaman Hayati menyoroti urgensi tindakan pada tingkat tertinggi dalam mendukung Kerangka Keanekaragaman Hayati Global Pasca 2020 yang berkontribusi pada Agenda 2030 dan mewujudkan Visi 2050 Keanekaragaman Hayati “Living in Harmony with Nature”.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2020
Tags: