Kairo (ANTARA News) - Mantan pemimpin badan atom PBB Mohamed ElBaradei, yang mengatakan ia siap untuk mencalonkan diri dalam pemilihan presiden menghadapi Presiden Hosni Mubarak, mengatakan pada AFP bahwa perubahan politik adalah satu-satunya cara untuk menghindari kekacauan di Mesir.

"Perubahan akan datang pasti," kata ElBaradei Sabtu dalam wawancara melalui telpon, seperti dikutip AFP.

ElBaradei telah mengumumkan ia siap untuk mencalonkan diri menjadi presiden tahun depan sebelum kedatangannya kembali ke Mesir pekan lalu untuk menerima sambutan yang membayangkan kegembiraan dari ratusan pendukungnya menyusul tugas 12 tahun sebagai pemimpin Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang bermarkas di Wina.

"Saya akan bekerja untuk memobilisasi massa rakyat yang pro-perubahan dalam rangka untuk mengalihkan sistem di Mesir ke sistem demokratis yang menjamin keadilan sosial," kata ElBaradei.

"Langkah pertama dalam perjalanan ini adalah untuk mengamandemen konstitusi guna menjamin pemilihan yang bebas dan adil, dan kemudian memiliki konstitusi baru bagi negara ini," ia menambahkan.

Konstitusi seperti itu melarang ElBaradei mencalonkan diri menjadi presiden dalam pemilihan yang dijadwalkan tahun depan, pada waktu Mubarak, 81, akan merampungkan 30 tahun berkuasa,

Menurut undang-undang Mesir, seorang calon diwajibkan menjadi anggota penting partai selama sedikitnya satu tahun dan untuk partai harus telah eksis selama sedikitnya lima tahun.

Sebagai seorang independen, ia akan memerlukan dukungan dari sedikitnya 250 pejabat terpilih dari majelis tinggi dan majelis rendah parlemen dan dari dewan kotapraja -- semua badan itu didominasi oleh Partai Demokrat Nasional (NDP)-nya Mubarak.

"Ada banyak masalah di Mesir, dan masalahnya akan menjadi lebih buruk," kata ElBaradei yang mendaftar kemiskinan, kurangnya keadilan sosial, jurang antara kelas-kelas sosial dan ketegangan sektarian di antara "yang paling berbahaya".

"Perbuatan menjengkelkan dari semua masalah itu berarti ketegangan meningkat dan satu-satunya solusi adalah mengusahakan dan membangun realitas politik baru berdasarkan pada demokrasi," tegasnya.

Selama satu pekan lebih sejak kepulangan ElBaradei, sejumlah anggota kelompok oposisi -- termasuk pengikut Islam garis keras, liberal, sayap kiri dan independen --, pengusaha, blogger, aktivis muda dan pendukung telah mengalir ke rumahnya di pinggiran kota Kairo yang tenang dekat piramid Giza, untuk bertemu dengannya.

Pada Selasa, ElBaraedi mengumumkan pembentukan gerakan politik bersama dengan sekitar 30 tokoh oposisi, termasuk Saad al-Katatni, pemimpin blok parlemen Ikhwanul Muslimin -- gerakan oposisi terbesar dan paling terorganisir di Mesir.

Gerakan yang dikenal sebagai "Front Nasional untuk Perubahan" itu menginginkan pemilihan yang bebas dan adil serta dicabutnya pembatasan konstitusional bagi pertarungan presiden.

Koalisi itu juga mencakup tokoh-tokoh oposisi penting seperti George Ishak dari gerakan Kefaya, Ayman Nur yang menjadi runner-up dalam pemilihan presiden 2005 dan Alaa al-Aswany, pengarang "Yacoubian Building" yang dipuji secara internasional.

Sejak mundur dari badan nuklir PBB tahun lalu, ElBaradei telah berulang kali menyerukan perubahan demokratis melalui harian-harian milik-negara dan anggota-anggota NDP mendeskreditkannya sebagai kehilangan kontak.(*)