Pontianak (ANTARA News) - Sebanyak 13 ekor replika naga dan puluhan barongsai melakukan ritual membersihkan pengaruh roh jahat di Kota Pontianak Provinsi Kalimantan Barat, Minggu.

Replika naga tersebut meliuk-liukkan kepala, badan dan ekornya, berkeliling di sepanjang Jalan Gajah Mada, Diponegoro, dan Agus Salim yang dijadikan pusat perayaan Cap Go Meh 2561.

"Arakan naga yang meliuk-liuk mengitari Jalan Gajah Mada merupakan ritual naga membersihkan kota itu dari pengaruh roh jahat, naga itu sebelumnya harus menjalani ritual `naga buka mata` di sebuah kelenteng agar diberi kekuatan untuk mengusir pengaruh roh jahat," kata Ketua Bidang Pegelaran dan Bazar Imlek dan Cap Go Meh tahun 2010 Rinaldi di Pontianak, Minggu.

Menurut kepercayaan warga Tionghoa ritual arak-arakan naga dipercaya bisa mengusir roh-roh jahat, yang kalau tidak diusir maka akan mendatangkan bencana alam bagi warga Tionghoa.

"Ritual arakan naga juga kami percaya akan membawa rezeki di tahun mendatang," ujarnya.

Ia berharap, dengan diaraknya naga dan barongsai yang dipercaya mampu mengusir roh-roh jahat maka Kota Pontianak akan terhindar dari pengaruh roh jahat tersebut.

Dari pantauan di lapangan ribuan warga Kota Pontianak tumpah-ruah di jalan-jalan protokol kota itu untuk menyaksikan atraksi naga dan barongsai.

Akibatnya kemacetan panjang di jalan-jalan protokol kota itu tidak bisa dihindarkan.

Tampak penjagaan dari pihak Kepolisian Kota Pontianak dan dibantu satu pleton Brimob dari Kepolisian Daerah (Polda) Kalbar berjaga-jaga di setiap sudut kota itu yang dilengkapi dengan alat pemukul.

Adapun serangkaian perayaan Cap Go Meh di Kota Pontianak, pada 24 hingga 28 Februari, diawali dengan naga buka mata, dan puncaknya festival naga, lampion dan tatung, lalu pada Senin (1/3) bakar naga bagi naga yang telah melakukan ritual buka mata di kawasan pemakaman warga Tionghoa Pontianak di Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya.

Adapun kawasan yang akan dijadikan rute festival Cap Go Meh di Kota Pontianak, yaitu mulai dari Lapangan Keboen Sajoek Pontianak, Jalan Patimura, kemudian dilanjutkan ke Jalan Diponegoro, Agus Salim, Gajah Mada dan kembali ke tepat semula, kata Rinaldi.

Perayaan Cap Go Meh juga dimeriahkan pemilihan Koko dan Meme (bujang dan dara bagi masyarakat Tionghoa) pada malam puncak perayaan tersebut.

Setelah acara puncak pada Cap Go Meh, kemudian, Senin (1/3) perayaan Tahun Baru Imlek dan Cap Goh Meh diakhiri dengan pembakaran setiap naga yang menjalani ritual buka mata. Hal itu dimaksudkan untuk mencegah adanya korban bagi orang yang memainkan.

Sementara itu, Alex (31) salah seorang Warga Siantan Pontianak, mengatakan dirinya sejak pukul 12.00 WIB sudah berada di Jalan Gajah Mada untuk menyaksikan atraksi naga dan barongsai.

"Kalau tidak cepat datang ke sini, takut tidak kebagian tempat yang bagus untuk menyaksikan atraksi naga dan barongsai," katanya.(A057/A038)