Jakarta (ANTARA) - PT Bukit Asam (PTBA) mampu menghasilkan 12 juta ton batu bara hingga Juni 2020 diiringi dengan kinerja angkutan yang juga menunjukkan performa positif.

Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin dalam paparan virtual dipantau Antara dari Jakarta, Rabu selama semester pertama tahun ini, kapasitas angkutan batu bara tercatat mencapai 11,7 juta ton.

Masih terjaganya kinerja operasional perusahaan hingga semester I-2020 tak lain merupakan hasil dari penerapan operational excellence yang berkelanjutan dan perluasan pasar yang menjadi strategi perusahaan dalam menjalankan bisnis di tahun ini.

Selain itu, PTBA melakukan penyesuaian angka produksi batu bara di tahun 2020 setelah mempertimbangkan kondisi pasar global di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, dari target awal 30,3 juta ton menjadi 25,1 juta ton.

Baca juga: Bukit Asam gandeng Pelindo II optimasi angkutan batubara

PTBA berkomitmen menjalankan dan mengembangkan usaha hilirisasi batu bara, yaitu Coal to DME, bersama dengan mitra strategis (Pertamina sebagai off-taker, dan investor pemilik teknologi gasifikasi batu bara), yang telah menandatangani perjanjian kerjasama pada tahun 2019 kemudian di tahun 2020 dilanjutkan dengan tahap rancangan enjiniring lebih detil untuk persiapan pembangunan pabrik Coal to Chemicals (DME) termasuk mempersiapkan hal terkait pra-konstruksi pembangunan pabrik.

Pabrik ini ditargetkan mulai berproduksi komersial pada tahun 2025 dengan konsumsi batu bara sekitar 6 juta ton per tahun selama minimal 20 tahun, untuk menghasilkan 1,4 juta ton DME per tahun-nya.

Proyek DME PTBA akan dikembangkan di Tanjung Enim provinsi Sumatra Selatan, di mana DME adalah substitusi dari LPG yang saat ini sebagian besar masih di impor.

Baca juga: Bukit Asam catatkan laba bersih Rp4,06 triliun