Susu Unta Lebih Bergizi Dibandingkan Susu Sapi
26 Februari 2010 09:55 WIB
Vicky, seekor bayi unta berpunuk satu (camelus bactrianus) yang baru berusia satu bulan duduk di kandang unta Taman Satwa Taru Jurug, Solo, Minggu (23/03/08). (ANTARA/Akbar Nugroho/hp)
Jakarta (ANTARA News) - Susu unta lebih bergizi dibandingkan dengan susu sapi karena susu itu lebih rendah lemak dan kolesterol, namun lebih kaya potassium, zat besi dan mineral seperti sodium dan magnesium.
Kesimpulan adalah isi dokumen Konferensi Kelima Keselamatan Makanan Internasional di Dubai, yang diselenggarakan 22-25 Februari di Dubai International Convention and Exhibition Center.
Dokumen itu menyebutkan, "Unta adalah bagian penting dalam tradisi dan kebudayaan Arab dan susunya adalah komponen makanan penting di Emirat dan negara lain Arab."
Dokumen berjudul "Standrds for Camel Milk" ini diajukan oleh Fatima AbdulRahman, pemimpin Ahli Mikrobiologi Makanan di Laboratorium Pusat Dubai di Kotapraja Dubai, Uni Emirat Arab (UAE).
"Sekarang, susu unta sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia di banyak negara lain," kata Fatima dalam dokumen itu.
"Terdapat 18 juta unta di dunia yang mendukung kelangsungan hidup manusia di daerah setengah tandus," demikian antara lain isi dokumen itu sebagaimana dikutip Kantor Berita Uni Emirat Arab, WAM.
Fatima mengatakan rasa susu unta biasanya manis dan tajam, tapi kadangkala terasa asin dan pada saat lain terasa berair.
"Kualitas susu dipengaruhi oleh jumlah anak unta, usia hewan tersebut, kadar hewan itu menyusui anak, kualitas dan jumlah makanan, serta jumlah air yang tersedia," kata Fatima.
Ketika berbicara mengenai manfaat susu unta, Fatima mengatakan susu unta adalah sumber protein yang berlimpah dengan kegiatan perlindungan dan potensi antimikroba.
"Sebagian protein itu tak ditemukan pada susu sapi, kalaupun ditemukan hanya sedikit. Susu unta tak perlu dimasak sampai mendidih seperti susu sapi atau kambing. Susu unta, yang kaya akan rasa, harus diminum secara perlahan untuk memungkinkan perut mencernanya," kata Fatima.
Ia mengatakan beberapa studi telah dilakukan sehubungan dengan komposisi susu unta.
"Semua studi tersebut menunjukkan bahwa kandungan lemak per unit susu unta adalah 1,8 persen-3,8 persen. Vitamin C dan Niacin jauh lebih tinggi pada susu unta. Kandungan vitamin dan protein berbeda pada susu unta. Namun jumlah laktosa pada susu unta sama dengan laktosa pada susu sapi," papar Fatima.
Dia melanjutkan, "Susu unta berisi lebih sedikit vitamin A, B2, folic acid dan panthonthenic acid dibandingkan dengan pada susu sapi, yang dapat dipandang tak menguntungkan pada susunan susu unta."
Mengenai meminum susu unta mentah-mentah, ia mengatakan susu unta yang tak dimasak dapat menciptakan "brucellosis".
"Bakteri `brucellosis` menular ke manusia melalui produk susu yang tak diolah. Kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi dan pencemaran lingkungan melalui darah hewan itu dan jaringan yang terinfeksi juga dapat mengakibatkan `brucellosis`," katanya.
Susu unta juga memiliki berumur lebih lama dibandingkan jenis susu lain karena adanya beberapa susunan khusus dan kuat.
"Temuan ini memiliki kepentingan besar bagi manusia yang hidup di daerah gurun, tempat instlasi pendingin tak tersedia. Nilai Lactoferrin dan immunoglobulin diperkirakan agak lebih tinggi pada susu unta dibandingkan dengan yang dilaporkan pada susu sapi," kata Fatima.
Spesifikasi bagi susu unta itu disiapkan oleh Kotapraja Dubai setelah bekerjasama dengan Emirates Standards and Metrological Authority (ESMA), Emirates Industry for Camel Milk & Products dan Central Veterinary Research Laboratory di Dubai.
"Pentingnya spesifikasi ini menjadi pengejawantahan dari perawatan yang diberikan oleh negara dan disajikan oleh para tetuanya, bagi unta yang menjadi warisan kebudayaan negara Dewan Kerja Sama Teluk (GCC)," kata Fatima.
Dia mengatakan, produk susu unta berbeda dari yang lain karena banyak ciri khas luar biasa yang menjadikannya produk yang kaya dan kemudian dikembangkan melalui penelitian ilmiah secara luas.
"Spesifikasi ini dipandang unik oleh negara ini (UEA) sehingga perlu dilindung melalui jejak kebudayaan. Negara ini memiliki instalasi pengolahan susu unta di Dubai dan al Ain," kata Fatima.
UAE telah melaksanakan tugas mempersiapkan spesifikasi bagi susu unta melalui ESMA dan badan lain yang mengkhususkan diri dalam menyetujui spesifikasi internasional.
"Pertemuan regional Codex Middle East memberi persetujuan mengenai spesifikasi susu unta ini," demikian Fatiman. (*)
WAM/C003/AR09
Kesimpulan adalah isi dokumen Konferensi Kelima Keselamatan Makanan Internasional di Dubai, yang diselenggarakan 22-25 Februari di Dubai International Convention and Exhibition Center.
Dokumen itu menyebutkan, "Unta adalah bagian penting dalam tradisi dan kebudayaan Arab dan susunya adalah komponen makanan penting di Emirat dan negara lain Arab."
Dokumen berjudul "Standrds for Camel Milk" ini diajukan oleh Fatima AbdulRahman, pemimpin Ahli Mikrobiologi Makanan di Laboratorium Pusat Dubai di Kotapraja Dubai, Uni Emirat Arab (UAE).
"Sekarang, susu unta sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia di banyak negara lain," kata Fatima dalam dokumen itu.
"Terdapat 18 juta unta di dunia yang mendukung kelangsungan hidup manusia di daerah setengah tandus," demikian antara lain isi dokumen itu sebagaimana dikutip Kantor Berita Uni Emirat Arab, WAM.
Fatima mengatakan rasa susu unta biasanya manis dan tajam, tapi kadangkala terasa asin dan pada saat lain terasa berair.
"Kualitas susu dipengaruhi oleh jumlah anak unta, usia hewan tersebut, kadar hewan itu menyusui anak, kualitas dan jumlah makanan, serta jumlah air yang tersedia," kata Fatima.
Ketika berbicara mengenai manfaat susu unta, Fatima mengatakan susu unta adalah sumber protein yang berlimpah dengan kegiatan perlindungan dan potensi antimikroba.
"Sebagian protein itu tak ditemukan pada susu sapi, kalaupun ditemukan hanya sedikit. Susu unta tak perlu dimasak sampai mendidih seperti susu sapi atau kambing. Susu unta, yang kaya akan rasa, harus diminum secara perlahan untuk memungkinkan perut mencernanya," kata Fatima.
Ia mengatakan beberapa studi telah dilakukan sehubungan dengan komposisi susu unta.
"Semua studi tersebut menunjukkan bahwa kandungan lemak per unit susu unta adalah 1,8 persen-3,8 persen. Vitamin C dan Niacin jauh lebih tinggi pada susu unta. Kandungan vitamin dan protein berbeda pada susu unta. Namun jumlah laktosa pada susu unta sama dengan laktosa pada susu sapi," papar Fatima.
Dia melanjutkan, "Susu unta berisi lebih sedikit vitamin A, B2, folic acid dan panthonthenic acid dibandingkan dengan pada susu sapi, yang dapat dipandang tak menguntungkan pada susunan susu unta."
Mengenai meminum susu unta mentah-mentah, ia mengatakan susu unta yang tak dimasak dapat menciptakan "brucellosis".
"Bakteri `brucellosis` menular ke manusia melalui produk susu yang tak diolah. Kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi dan pencemaran lingkungan melalui darah hewan itu dan jaringan yang terinfeksi juga dapat mengakibatkan `brucellosis`," katanya.
Susu unta juga memiliki berumur lebih lama dibandingkan jenis susu lain karena adanya beberapa susunan khusus dan kuat.
"Temuan ini memiliki kepentingan besar bagi manusia yang hidup di daerah gurun, tempat instlasi pendingin tak tersedia. Nilai Lactoferrin dan immunoglobulin diperkirakan agak lebih tinggi pada susu unta dibandingkan dengan yang dilaporkan pada susu sapi," kata Fatima.
Spesifikasi bagi susu unta itu disiapkan oleh Kotapraja Dubai setelah bekerjasama dengan Emirates Standards and Metrological Authority (ESMA), Emirates Industry for Camel Milk & Products dan Central Veterinary Research Laboratory di Dubai.
"Pentingnya spesifikasi ini menjadi pengejawantahan dari perawatan yang diberikan oleh negara dan disajikan oleh para tetuanya, bagi unta yang menjadi warisan kebudayaan negara Dewan Kerja Sama Teluk (GCC)," kata Fatima.
Dia mengatakan, produk susu unta berbeda dari yang lain karena banyak ciri khas luar biasa yang menjadikannya produk yang kaya dan kemudian dikembangkan melalui penelitian ilmiah secara luas.
"Spesifikasi ini dipandang unik oleh negara ini (UEA) sehingga perlu dilindung melalui jejak kebudayaan. Negara ini memiliki instalasi pengolahan susu unta di Dubai dan al Ain," kata Fatima.
UAE telah melaksanakan tugas mempersiapkan spesifikasi bagi susu unta melalui ESMA dan badan lain yang mengkhususkan diri dalam menyetujui spesifikasi internasional.
"Pertemuan regional Codex Middle East memberi persetujuan mengenai spesifikasi susu unta ini," demikian Fatiman. (*)
WAM/C003/AR09
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010
Tags: