Jakarta (ANTARA) - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) saat ini memiliki dua unit kapal baru pengangkut kendaraan tempur jenis Main Battle Tank (MBT) Leopard untuk mendukung pergerakan pasukan dan kendaraan tempur TNI AD.

Dua kapal baru buatan galangan PT Daya Radar Utama (DRU) akan dioperasikan oleh Satuan Angkutan Air (Satangair) TNI AD yang bermarkas di sekitar Pelabuhan JICT, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Komandan Satangair Pusat Perbekalan Angkutan TNI AD Kolonel Cba Winarno, di Jakarta, Selasa, menyebutkan keberadaan dua unit kapal angkut terbaru itu sangat membantu pergerakan prajurit TNI AD dan pengiriman material logistik berikut alutsista yang akan digunakan oleh personel TNI AD ke berbagai medan, khususnya ke luar Pulau Jawa.

"Kapal baru kita ada dua unit, ADRI-LI (51) dan ADRI-LII (52) ini dikhususkan untuk mengangkut Tank Leopard. Karena kita, Angkatan Darat sudah memiliki 100 Tank Leopard, tetapi kita belum punya alat angkutnya, sehingga kalau latihan-latihan di daerah luar Jawa kita kesulitan untuk angkutnya, dan sekarang jawabannya Kapal ADRI 51 dan ADRI 52 ini," kata Winarno.

Kapal ADRI 51 dan ADRI 52 merupakan jenis kapal pengangkut logistik yang memiliki berat 1500 Dead Weight Tonnage (DWT). Kapal ADRI 51 dan ADRI 52 memiliki kapasitas untuk mengangkut delapan unit Tank Leopard dan dua unit transporter.

"Kapal ini juga dilengkapi dengan helipad untuk pendaratan helikopter di atas pesawat," ujarnya.

Lebih jauh, dia menjelaskan, kapal jenis Landing Ship Tank (LST) TNI AD ini dilengkapi dengan 130 kamar tidur untuk pasukan dan 67 kamar ABK. ADRI 51 dan ADRI 52 dapat mengangkut satu batalion pasukan ke medan tempur.

Kapal itu, juga sudah dilengkapi dengan teknologi canggih standar IMO, sehingga kapal angkut TNI AD itu memiliki kemampuan untuk mendeteksi kapal-kapal yang berada di sekitarnya hanya dengan memantau radar dari atas anjungan.
Baca juga: TNI AD lakukan embarkasi tank Leopard ke Natuna
Kapal ADRI 51 dan ADRI 52 bukan merupakan kapal perang pada umumnya, kapal TNI AD ini hanya dilengkapi dengan sistem pertahanan standar. Kapal ADRI 51 dan ADRI 52 hanya dilengkapi dengan persenjataan CIS 150 kaliber 12.7 mm dan Senapan Mesin Ringan (SMR).

Dalam waktu dekat ini, Kapal ADRI 51 dan ADRI 52 akan dilakukan serah terima dari Kementerian Pertahanan kepada TNI AD.

Selain memiliki dua kapal baru itu, Satangair TNI AD juga memiliki 14 unit kapal mulai bobot mati 150 sampai 1.500 DWT.

Kemudian ditambah dengan kompi pendarat yang dilengkapi kapal KMC (Kapal Motor Cepat) LCR (Landing Cruft Rubber) dan kapal Hovercraft.

Tugas pokok satuan ini adalah mendukung TNI AD dalam rangka pemindahan pasukan, kemudian materiil di seluruh NKRI khususnya di daerah terpencil yang tidak bisa dilayani oleh kapal-kapal umum.

Satangair saat ini memiliki tiga rute besar pelayaran, yakni jalur barat dari Jakarta ke Aceh, jalur tengah sampai ke Bitung, dan jalur timur sampai ke Merauke.

Ke depan, katanya pula, masih banyak kapal-kapal yang akan dibangun untuk melengkapi Satangair ini, antara lain kapal yang bobot matinya lebih dari 2.000 ton hingga 3.500 ton.

"Itu kapal serba guna bisa membawa kapal Landing Craft Vehicle Personnel (LCVP), seperti kapal milik TNI Angkatan Laut," ujar Winarno.

Berdasarkan catatan TNI AD, Satangair sudah membantu menyukseskan misi-misi besar, seperti Operasi DI/TII di Aceh, Sulawesi Selatan dan Jawa Barat; Operasi Trikora; Operasi Dwikora; Operasi Penumpasan G30S/PKI; Operasi Pemulihan Keamanan Maluku; Operasi kemanusiaan gempa dan tsunami Aceh; dan masih banyak lainnya.
Baca juga: Ryamizard Ryacudu inspeksi mendadak persenjataan TNI AD
Baca juga: Pembelian 100 tank Leopard sudah sesuai prosedur