Bogor (ANTARA News) - Penulis buku "Bukan Testimoni Susno", Izhari Agusjaya (60), mengatakah bahwa karya tulisnya itu sebagai penghapus dosa karena ia telah berburuk sangka terhadap mantan Kabareskrim Polri Komjen Pol Susno Duadji.

Inzhari pernah membenci dan berpandangan buruk terhadap Susno ketika Susno menyampaikan pernyataan di Pasus DPR-RI terkait Bank Century.

"Buku ini saya tulis sebagai penghapus dosa saya, karena telah berburuk sangka terhadap seseorang dan membecinya," ungkapnya kepada ANTARA disela-sela bedah buku "Bukan Testimoni Susno" di Gramedia Ekalokasari Bogor, Jawa Barat, Kamis.

Penilaian buruk Izhari terhadap Susno juga muncul saat ia melihat mantan Kapolda Jawa Barat itu memberikan pernyataan pada sidang Antasari Azhar dan tampil di Komisi III DPR RI bersama jajaran kepolisian.

Selain itu pernyataan Cicak versus buaya membuat Izhari berprasangka buruk menganggap Susno adalah dalang rekayasa kasus tersebut

Penulis yang kini menjabat sebagai dewan penasehat PWI Pusat ini, mengaku muntah dan muak dengan pernyataan Susno di hadapan Pansus DPR RI waktu itu.

Sebagai anak Pamen Polri yang besar dilingkungan kepolisian, Izhari menilai Susno adalah sosok yang hina, namun setelah mengenal langsung dan penasaran dengan sisi lain Susno, Izhari sadar bahwa ia telah salah menilai orang.

"Jangan terlalu cepat menilai seseorang buruk, karena belum tentu semuanya benar, maka sebelum menuduh hendaknya kita menyaringnya , ini jadinya saya terpaksa membuat buku," ucapnya berseloroh.

Buku setebal 138 hal tersebut dibuatnya dalam waktu satu bulan.

"Ada 25 bab didalamnya yang berisikan semua penuturan jujur dari pak Susno dan kebenaran apa yang sebenarnya terjadi," ucapnya.

Sebagian kelangan menilai bahwa buku tersebut sebagai bentuk cuci tangan Susno terhadap penilaian publik.

Kejujuran Susno dalam buku tersebut secara tidak langsung telah menelanjangi institusi tempat ia bekerja.

Susno mengatakan bahwa buku tersebut adalah ungkapan jujurnya atas kecintaanya pada institusi yang telah membesarkannya.

"Ini adalah bentuk kecintaan saya terhadap isntitusi saya yang tak ingin mereka salah. Biarkan publik yang menilai saya apa adanya," kata Susno.

Dalam proses penulisan Susno tidak banyak terlibat langsung dia hanya menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Izhari.

Izhari mengaku ia tidak dibayar oleh Susno karena jika dibayar maka independensinya dalam mengungkapkan fakta akan sulit.

Buku yang diterbitkan oleh gramedia tersebut, dicetak sebanyak 40 ribu ekseplar untuk seluruh Indonesia.

Buku tersebut secara tidak langsung mengisahkan tentang sisi Susno yang sebenarnya dipadukan dengan kasus-kasus yang membelitnya.

Opini publik yang telah terbentuk selama ini yang menimbulkan tanda tanya, akan terjawab setelah membaca buku tersebut.

Susno mengaku bertanggungjawab atas pernyataan yang telah diungkapkanya dalam buku tersebut.

"Apa yang saya sampaikan adalah fakta. Saya tidak takut pada apapun, hanya keadilan Tuhan yang saya takutkan," ucapnya.

(PK-LR/S026)