Kasus COVID-19 Yogyakarta dari perjalanan luar daerah kembali muncul
29 September 2020 17:46 WIB
Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti (kiri) didampingi Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi (kanan) yang juga Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Yogyakarta meninjau shelter COVID-19 di Rusunawa Bener, Tegelrejo, Yogyakarta, Jumat (18/9/2020). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/pras.
Yogyakarta (ANTARA) - Grafik kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Kota Yogyakarta bergerak fluktuatif dengan temuan kasus yang tidak lagi didominasi dari hasil tracing, tetapi pasien yang memiliki riwayat perjalanan dari luar daerah.
“Temuan kasus penularan COVID-19 dalam beberapa hari terakhir cenderung turun. Jika ada konfirmasi kasus positif, maka lebih banyak berasal dari pasien yang memiliki riwayat perjalanan luar daerah,” kata Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, proses tracing untuk sejumlah kelompok penularan COVID-19 di Kota Yogyakarta dipastikan rampung, baik itu dari klaster warung soto, pedagang kaki lima di Malioboro, pedagang di Beringharjo, dan kelompok penularan dari Kotabaru.
Baca juga: Gubernur DIY perpanjang tanggap darurat COVID-19 sampai 31 Oktober
Dari kelompok-kelompok penularan tersebut, Heroe menyebut, tidak lagi ditemukan perkembangan kasus atau kontak erat dengan pasien.
“Jadi, sudah selesai proses tracing-nya. Tinggal menunggu pasien yang sebagian besar tidak menunjukkan gejala ini menyelesaikan tahapan isolasi,” katanya.
Meski temuan kasus didominasi oleh warga yang melakukan perjalanan dari luar daerah, namun Heroe berharap agar seluruh masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan secara disiplin.
“Kuncinya itu saja, menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin. Apalagi, aktivitas ekonomi mulai meningkat dan banyak masyarakat yang juga melakukan aktivitas perjalanan ke luar daerah,” katanya.
Salah satu upaya untuk memastikan keamanan perjalanan ke luar daerah, lanjut dia, adalah dengan menyediakan moda transportasi yang aman dan nyaman.
“Beberapa hari lalu juga sudah diluncurkan transportasi tangguh sebagai salah satu upaya untuk memastikan keamanan dan kenyamanan penumpang di sepanjang perjalanan,” katanya.
Baca juga: Penularan COVID-19 di DIY disebut meluas di komunitas
Berdasarkan data corona.jogjakota.go.id pada Selasa (29/9), tercatat kasus positif aktif di Yogyakarta sebanyak 80 pasien, 286 sembuh, dan 15 meninggal dunia.
“Di Selter Tegalrejo, saat ini masih ada 16 orang yang menjalani proses isolasi karena tidak menunjukkan gejala apapun setelah pada Senin (28/9), ada tujuh orang yang dinyatakan selesai menjalani isolasi di selter tersebut,” katanya.
Sebanyak enam dari tujuh orang penghuni baru di Selter Tegalrejo, lanjut Heroe, berasal dari satu keluarga yang sama. Keluarga tersebut terpapar COVID-19 karena memiliki riwayat perjalanan luar daerah.
Baca juga: 14 warga tempati selter penanganan COVID-19 Yogyakarta
“Temuan kasus penularan COVID-19 dalam beberapa hari terakhir cenderung turun. Jika ada konfirmasi kasus positif, maka lebih banyak berasal dari pasien yang memiliki riwayat perjalanan luar daerah,” kata Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, proses tracing untuk sejumlah kelompok penularan COVID-19 di Kota Yogyakarta dipastikan rampung, baik itu dari klaster warung soto, pedagang kaki lima di Malioboro, pedagang di Beringharjo, dan kelompok penularan dari Kotabaru.
Baca juga: Gubernur DIY perpanjang tanggap darurat COVID-19 sampai 31 Oktober
Dari kelompok-kelompok penularan tersebut, Heroe menyebut, tidak lagi ditemukan perkembangan kasus atau kontak erat dengan pasien.
“Jadi, sudah selesai proses tracing-nya. Tinggal menunggu pasien yang sebagian besar tidak menunjukkan gejala ini menyelesaikan tahapan isolasi,” katanya.
Meski temuan kasus didominasi oleh warga yang melakukan perjalanan dari luar daerah, namun Heroe berharap agar seluruh masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan secara disiplin.
“Kuncinya itu saja, menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin. Apalagi, aktivitas ekonomi mulai meningkat dan banyak masyarakat yang juga melakukan aktivitas perjalanan ke luar daerah,” katanya.
Salah satu upaya untuk memastikan keamanan perjalanan ke luar daerah, lanjut dia, adalah dengan menyediakan moda transportasi yang aman dan nyaman.
“Beberapa hari lalu juga sudah diluncurkan transportasi tangguh sebagai salah satu upaya untuk memastikan keamanan dan kenyamanan penumpang di sepanjang perjalanan,” katanya.
Baca juga: Penularan COVID-19 di DIY disebut meluas di komunitas
Berdasarkan data corona.jogjakota.go.id pada Selasa (29/9), tercatat kasus positif aktif di Yogyakarta sebanyak 80 pasien, 286 sembuh, dan 15 meninggal dunia.
“Di Selter Tegalrejo, saat ini masih ada 16 orang yang menjalani proses isolasi karena tidak menunjukkan gejala apapun setelah pada Senin (28/9), ada tujuh orang yang dinyatakan selesai menjalani isolasi di selter tersebut,” katanya.
Sebanyak enam dari tujuh orang penghuni baru di Selter Tegalrejo, lanjut Heroe, berasal dari satu keluarga yang sama. Keluarga tersebut terpapar COVID-19 karena memiliki riwayat perjalanan luar daerah.
Baca juga: 14 warga tempati selter penanganan COVID-19 Yogyakarta
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020
Tags: