Jakarta (ANTARA) - Kampanye protokol kesehatan dan keselamatan perhubungan laut selama pandemi COVID-19 terus dilakukan oleh Kementerian Perhubungan agar pelabuhan tidak menjadi klaster baru penularan penyakit tersebut.

"Harus kita akui bahwa akibat pandemi COVID jumlah penumpang dan angkutan kargo kapal sejak awal pandemi turun drastis, meskipun saat ini sudah mulai ada kenaikan angkutan terutama kargo dibanding penumpang," kata Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Agus H Purnomo dalam webinar seri#7 berteme "Strategi Adaptasi dan Pemulihan Transportasi Laut, Sungai, Danau dan Penyebrangan pada Saat dan Pascapandemi COVID-19" di Jakarta, Selasa.

Dikatakan Agus, sektor transportasi, termasuk laut, sangat terpukul karena masyarakat enggan bepergian karena khawatir tertular COVID sehingga banyak kapal yang tidak beroperasi karena minimnya bahkan tidak ada penumpang yang diangkut.

Namun, kondisi tersebut berbeda dengan angkutan kargo atau barang, yang sekalipun mengalami penurunan angkutan tapi masih ada kapal yang beroperasi untuk mengirimkan berbagai bahan kebutuhan pokok dan barang lain yang dibutuhkan oleh masyarakat di daerah lain.

Khusus untuk angkutan penumpang, kata Agus, Kemenhub telah mengeluarkan regulasi dan sosialisasi protokol kesehatan secara ketat yang harus diberlakukan di pelabuhan dan kapal sehingga bisa memberikan kenyamanan dan kesehatan untuk penumpang.

"Kemenhub selama ini terus melakukan edukasi dan sosialisasi protokol kesehatan angkutan laut, baik itu untuk angkutan penumpang dan kargo. Tentu kita tidak mau pelabuhan menjadi klaster baru sehingga edukasi protokol kesehatan terus dilakukan," katanya.

Dari laporan yang diterima, Agus mengatakan angkutan penumpang kapal Pelni untuk jarak jauh sudah mengalami kenaikan jumlah penumpang walaupun tidak penuh, karena memang menerapkan protokol kesehatan dengan tidak mengangkut penuh penumpang.

Bahkan, kata Agus, sudah ada beberapa surat yang masuk dari beberapa gubernur dan bupati yang meminta agar daerahnya bisa disinggahi kapal penumpang dan kargo dalam upaya untuk menghidupkan kembali perekonomian wilayahnya. "Tentu permintaan sejumlah gubernur dan bupati ini akan kita akomodasi," katanya.

Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Mochamad Ashari mengatakan bahwa berdasarkan data statistik transportasi laut terlihat fluktuasi penurunan kegiatan arus bongkar muat serta kapasitas total penumpang pelayaran terjadi pada 2020.

"Hal ini dikarenakan adanya pembatasan kegiatan pelabuhan dalam pencegahan COVID-19 di zona tertentu, termasuk di lima pelabuhan utama," katanya.

Sektor transportasi laut serta sungai, danau, dan penyeberangan masing-masing mengalami kontraksi sebesar -17,48 persen dan -26,66 persen pada triwulan II 2020, dengan penurunan output total triwulan I dan II 2020 sebesar Rp12,2 triliun dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.

Baca juga: Kemenhub: Sertifikasi e-pas kecil kapal nelayan untuk keseragaman
Baca juga: Kemenhub: Kemendag berperan dominan isi muatan balik tol laut

Baca juga: Sektor transportasi laut terkontraksi 17,48 persen selama pandemi