Menteri ESDM: Kegiatan tambang harus perhatikan lingkungan hidup
29 September 2020 16:39 WIB
Dokumentasi - Alat berat dioperasikan di pertambangan Bukit Asam yang merupakan salah satu area tambang terbuka (open-pit mining) batu bara terbesar PT Bukit Asam Tbk. di Tanjung Enim, Lawang Kidul, Muara Enim, Sumatra Selatan, Sabtu (5/11/2016). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/kye/am.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menekankan kegiatan pertambangan harus selalu memperhatikan kelestarian lingkungan hidup dan sosial masyarakat.
Menurut dia, biaya yang ditanggung dari kerusakan alam akibat pertambangan tidak akan sebanding dengan manfaat yang didapatkan dari sektor tersebut.
"Perlu saya tekankan sekali lagi bahwa pemerintah selalu memandang bahwa pertimbangan dan kepentingan ekonomi tidak dapat dipertukarkan dengan kerusakan lingkungan ataupun ketidakberlanjutan fungsi lingkungan alam dan fungsi sosial masyarakat," jelas Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam acara Pemberian Penghargaan Penerapan Kaidah Teknik Pertambangan Mineral dan Batubara yang Baik Tahun 2020 di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Menteri ESDM sebut hilirisasi kunci optimalkan hasil tambang
Pengelolaan lingkungan hidup, harapan, dan aspirasi masyarakat pada kegiatan usaha pertambangan harus sejalan dengan upaya perlindungan lingkungan hidup dan hal ini sudah menjadi perhatian masyarakat dunia yang semakin menguat.
"Keinginan masyarakat dunia adalah adanya pengelolaan energi yang lebih ramah lingkungan dan itu sesuai dengan komitmen Indonesia yang bertekad untuk terus mendorong penggunaan energi terbarukan hingga mencapai target 23 persen dalam bauran energi Indonesia pada 2025," lanjut Menteri ESDM.
Khusus untuk batu bara, kata dia, pemerintah tetap memberikan porsi signifikan dalam bauran energi nasional, seiring dengan peningkatan penggunaan energi baru dan terbarukan.
Baca juga: Pemerintah libatkan milenial dalam pengembangan EBT
Hal ini tentunya sejalan dengan arah kebijakan pengelolaan batu bara nasional yaitu pengutamaan kepentingan dalam negeri, optimalisasi pemanfaatan batubara kualitas rendah, dan upaya hilirisasi yang merupakan kunci optimalisasi komoditas hasil pertambangan.
"Oleh karena itu, operasi pertambangan yang efisien, produktivitas yang tinggi, risiko keselamatan yang tolerable dan acceptable, akan tetap menjadi parameter kunci dalam operasi pertambangan," pungkas Menteri ESDM Arifin Tasrif.
Baca juga: HoA Blok Rokan diteken, Menteri ESDM: Milestone jaga produksi migas
Menurut dia, biaya yang ditanggung dari kerusakan alam akibat pertambangan tidak akan sebanding dengan manfaat yang didapatkan dari sektor tersebut.
"Perlu saya tekankan sekali lagi bahwa pemerintah selalu memandang bahwa pertimbangan dan kepentingan ekonomi tidak dapat dipertukarkan dengan kerusakan lingkungan ataupun ketidakberlanjutan fungsi lingkungan alam dan fungsi sosial masyarakat," jelas Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam acara Pemberian Penghargaan Penerapan Kaidah Teknik Pertambangan Mineral dan Batubara yang Baik Tahun 2020 di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Menteri ESDM sebut hilirisasi kunci optimalkan hasil tambang
Pengelolaan lingkungan hidup, harapan, dan aspirasi masyarakat pada kegiatan usaha pertambangan harus sejalan dengan upaya perlindungan lingkungan hidup dan hal ini sudah menjadi perhatian masyarakat dunia yang semakin menguat.
"Keinginan masyarakat dunia adalah adanya pengelolaan energi yang lebih ramah lingkungan dan itu sesuai dengan komitmen Indonesia yang bertekad untuk terus mendorong penggunaan energi terbarukan hingga mencapai target 23 persen dalam bauran energi Indonesia pada 2025," lanjut Menteri ESDM.
Khusus untuk batu bara, kata dia, pemerintah tetap memberikan porsi signifikan dalam bauran energi nasional, seiring dengan peningkatan penggunaan energi baru dan terbarukan.
Baca juga: Pemerintah libatkan milenial dalam pengembangan EBT
Hal ini tentunya sejalan dengan arah kebijakan pengelolaan batu bara nasional yaitu pengutamaan kepentingan dalam negeri, optimalisasi pemanfaatan batubara kualitas rendah, dan upaya hilirisasi yang merupakan kunci optimalisasi komoditas hasil pertambangan.
"Oleh karena itu, operasi pertambangan yang efisien, produktivitas yang tinggi, risiko keselamatan yang tolerable dan acceptable, akan tetap menjadi parameter kunci dalam operasi pertambangan," pungkas Menteri ESDM Arifin Tasrif.
Baca juga: HoA Blok Rokan diteken, Menteri ESDM: Milestone jaga produksi migas
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020
Tags: