Kelompok tani di Batanghari ciptakan alat pemupukan sederhana
29 September 2020 16:34 WIB
Anggota kelompok tani Al Barokah di Kabupaten Batanghari mengaplikasikan alat pemupukan secara sederhana. Kelompok tani Al Barokah ciptakan alat pemupukan untuk mempermudah kinerja petani. ANTARA/ Mutia Kharisma
Jambi (ANTARA) - Kelompok Tani Al Barokah RT 06 Desa Penerokan Kecamatan Bajubang Kabupaten Batanghari berhasil menciptakan alat pemupukan sederhana untuk mempermudah pekerjaan dalam bertani.
"Alat ini sangat sederhana, kita membuatnya untuk mempermudah pekerjaan agar tidak perlu menunduk saat memupuk tanaman," kata Iwan salah satu anggota kelompok tani Al Barokah, Selasa.
Inovasi alat pemupukan tanaman tersebut di buat dari toples bekas dan pipa. Alat pemupukan tersebut di buat dalam dua bagian, yakni tangki pupuk yang terbuat dari toples dan batang aplikator yang terbuat dari pipa.
Baca juga: Pemupukan berimbang tingkatkan hasil panen Kampung Petroganik Jombang
Alat tersebut di rancang dengan sistem buka tutup dengan panel yang dapat di tekan. Sehingga saat panel tersebut di tekan, pupuk yang berada di dalam tangki akan keluar.
Alat tersebut sangat membantu pekerjaan petani karena dari segi waktu dan tenaga lebih praktis dan efisien. Kegiatan pemupukan tidak perlu dilakukan dengan membungkuk seperti cara konvensional.
"Tangki pupuk dapat di isi dengan kapasitas satu sampai satu setengah kilogram pupuk, alat ini hanya digunakan untuk pupuk yang berbentuk butiran seperti Urea, SP-36 dan KCL," kata Iwan.
Dijelaskan Iwan, inovasi alat pemupukan tersebut bermula dari bincang bincang yang dilakukannya bersama anggota kelompok tani lainnya. Kemudian Ia aplikasikan dengan melihat tutorial dari jejaring media sosial.
Baca juga: Teknologi pemupukan berimbang tingkatkan produksi padi 33 Persen
Saat ini inovasi alat pemupukan tersebut di aplikasikan oleh 29 orang anggota kelompok tani Al Barokah di lahan pertanian-nya. Alat tersebut di aplikasikan untuk memupuk tanaman jagung dan kacang.
Alat pertanian tersebut cukup di minati oleh petani di daerah itu. Dimana sudah terdapat sejumlah petani yang memesan alat pertanian tersebut. Dan alat pertanian tersebut rencananya akan di jual dengan harga Rp120 ribu per unit.
"Kita akan terus berinovasi untuk membuat alat pertanian lainnya yang dapat mempermudah kinerja petani," kata Iwan.
Baca juga: Peran penyuluh pertanian perlu diperkuat program pemupukan yang tepat
"Alat ini sangat sederhana, kita membuatnya untuk mempermudah pekerjaan agar tidak perlu menunduk saat memupuk tanaman," kata Iwan salah satu anggota kelompok tani Al Barokah, Selasa.
Inovasi alat pemupukan tanaman tersebut di buat dari toples bekas dan pipa. Alat pemupukan tersebut di buat dalam dua bagian, yakni tangki pupuk yang terbuat dari toples dan batang aplikator yang terbuat dari pipa.
Baca juga: Pemupukan berimbang tingkatkan hasil panen Kampung Petroganik Jombang
Alat tersebut di rancang dengan sistem buka tutup dengan panel yang dapat di tekan. Sehingga saat panel tersebut di tekan, pupuk yang berada di dalam tangki akan keluar.
Alat tersebut sangat membantu pekerjaan petani karena dari segi waktu dan tenaga lebih praktis dan efisien. Kegiatan pemupukan tidak perlu dilakukan dengan membungkuk seperti cara konvensional.
"Tangki pupuk dapat di isi dengan kapasitas satu sampai satu setengah kilogram pupuk, alat ini hanya digunakan untuk pupuk yang berbentuk butiran seperti Urea, SP-36 dan KCL," kata Iwan.
Dijelaskan Iwan, inovasi alat pemupukan tersebut bermula dari bincang bincang yang dilakukannya bersama anggota kelompok tani lainnya. Kemudian Ia aplikasikan dengan melihat tutorial dari jejaring media sosial.
Baca juga: Teknologi pemupukan berimbang tingkatkan produksi padi 33 Persen
Saat ini inovasi alat pemupukan tersebut di aplikasikan oleh 29 orang anggota kelompok tani Al Barokah di lahan pertanian-nya. Alat tersebut di aplikasikan untuk memupuk tanaman jagung dan kacang.
Alat pertanian tersebut cukup di minati oleh petani di daerah itu. Dimana sudah terdapat sejumlah petani yang memesan alat pertanian tersebut. Dan alat pertanian tersebut rencananya akan di jual dengan harga Rp120 ribu per unit.
"Kita akan terus berinovasi untuk membuat alat pertanian lainnya yang dapat mempermudah kinerja petani," kata Iwan.
Baca juga: Peran penyuluh pertanian perlu diperkuat program pemupukan yang tepat
Pewarta: Muhammad Hanapi dan Mutia Kharisma
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020
Tags: