Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) siap mengimplementasikan penerapan fast payment tahap pertama sehingga transaksi akan lebih cepat dan menggantikan Sistem Kliring Nasional BI (SKNBI) mulai 2021.

"Dalam beberapa detik transaksinya akan selesai," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam diskusi daring Infobank di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Gubernur BI: Bank yang tidak digitalisasi layanan bakal ketinggalan

Menurut dia, BI Fast Payment itu dilakukan secara digital yang diakses 24 jam tujuh hari secara realtime.

Dia menjelaskan BI Fast Payment itu akan memfasilitasi misalnya transaksi ritel menggunakan Quick Response (QR) Code Indonesia Standard (QRIS) yang terkoneksi dengan layanan open banking atau teknologi keuangan (fintech) terkoneksi melalui Application Programming Interface (API).

"Dalam beberapa detik, transaksi selesai, kepindahan dana selesai, rekeningnya bank di BI juga selesai. End to end process dalam beberapa detik," ucapnya.

Di sisi lain, lanjut Perry, BI juga tengah membangun penerapan QRIS lintas negara seperti dengan Malaysia dan Thailand serta menjajaki dengan Jepang menggunakan satu konsep dengan penyelesaiannya menggunakan mata uang negara masing-masing.

Misalnya, lanjut dia, antara rupiah dengan yen, rupiah dengan ringgit atau rupiah dengan baht.

"Kami juga merintis dengan India dan Arab Saudi untuk penggunaan QRIS dengan standar mereka, dilakukan perbankan yang kami pilih antara cross border itu," imbuh Perry.

Perry Warjiyo menuturkan program tersebut dilakukan sejak Mei 2019 sebagai bagian dari Blueprint Sistem Pembayaran 2025 meliputi digitalisasi ekonomi dan keuangan, open banking, interlink dengan fintech hingga digitalisasi infrastruktur sistem pembayaran ritel lintas negara.

Baca juga: Perry Warjiyo proyeksi BI alami defisit Rp21,8 triliun pada 2021
Baca juga: Gubernur BI: Pembelian SBN skema langsung bisa dilanjutkan pada 2021