Bupati: Expo Alor digelar dalam rangka berdayakan ekonomi masyarakat
29 September 2020 09:51 WIB
Sejumlah warga suku tradisional dari Kecamatan Alor Tengah Utara melakukan parade budaya dalam rangkaian Expo Alor ke-10 di Kabupaten Alor, NTT, Selasa (9/8). Expo Alor yang berlangsung 9-14 Agustus 2016 menghadirkan berbagai peserta dengan kebudayaannya masing-masing dari berbagai daerah di NTT dalam rangka memeriahkan Sail Indonesia. ANTARA FOTO/Aloysius Lewokeda
Kupang (ANTARA) - Pemerintah kabupaten Alor memastikan bahwa kegiatan Expo Alor ke-14 dan Alor Karnaval ke-7 di kabupaten itu dalam rangka memberdayakan ekonomi masyarakat lokal di daerah itu di tengah pandemi COVID-19.
Bupati Alor Amon Djobo yang dihubungi ANTARA dari Kupang, Selasa pagi terkait kegiatan Expo Alor dan Alor Karnaval yang dibuka mulai Senin (28/9) dan ditutup pada 3 Oktober itu mengatakan bahwa walaupun pandemi COVID-19 masih ada namun kondisi sosial ekonomi dan pariwisata harus terus berkembang.
"Ya jangan karena ada COVID-19 lalu akhirnya kita juga tidak bisa berbuat apa-apa yang berujung pada mandeknya perputaran ekonomi. Nanti masyarakat mau makan apa kalau ekonomi tidak jalan," katanya.
Ia mengatakan bahwa walaupun Expo Alor dan Alor Karnaval tetap dijalankan tetapi protokol kesehatan tetap diperhatikan selama proses acara itu berlangsung.
Amon menyebutkan delapan pintu masuk ke area karnaval sendiri dijaga ketat oleh aparat keamanan baik polisi, tentara maupun Sat Pol PP yang bertugas mengawasi siapa pun yang masuk harus gunakan masker.
"Kalau tidak ada masker, kemudian tidak mencuci tangan ya akan dilarang masuk," tutur dia.
Lebih lanjut, ujar dia, kegiatan yang dilakukan itu juga bertujuan untuk memberdayakan masyarakat untuk tetap disiplin dalam melakukan protokol kesehatan COVID-19 selama adanya pandemi tersebut.
" Untuk itu saya minta masyarakat Alor jangan takut berlebihan terhadap COVID-19. Jangan sampai dengan COVID-19 ini masyarakat tidur berkepanjangan yang berujung pada tidak ada yang beraktivitas untuk perputaran ekonomi, masyarakat harus tetap melakukan aktivitas mereka untuk menopang kehidupan mereka, baik rumah tangga maupun juga ekonomi lokal harus berkembang," tambah dia.
Ia pun mengatakan akan bertanggungjawab penuh jika pelaksanaan Expo Alor dan Alor Karnaval menimbulkan adanya klaster COVID-19 baru.
"Saya pertaruhkan jabatan saya, jika ada yang kena COVID-19 dan meninggal saya akan berhenti dari jabatan saya. Tetapi kalau ada yang sakit tentu pemerintah akan tanggani semua. Masyarakat tidak perlu khawatir," katanya.
Baca juga: Akhirnya 335 KK di Alor dan Manggarai Barat nikmati aliran listrik
Baca juga: Wisata nonton ikan dugong, geliatkan ekonomi rakyat di Alor NTT
Bupati Alor Amon Djobo yang dihubungi ANTARA dari Kupang, Selasa pagi terkait kegiatan Expo Alor dan Alor Karnaval yang dibuka mulai Senin (28/9) dan ditutup pada 3 Oktober itu mengatakan bahwa walaupun pandemi COVID-19 masih ada namun kondisi sosial ekonomi dan pariwisata harus terus berkembang.
"Ya jangan karena ada COVID-19 lalu akhirnya kita juga tidak bisa berbuat apa-apa yang berujung pada mandeknya perputaran ekonomi. Nanti masyarakat mau makan apa kalau ekonomi tidak jalan," katanya.
Ia mengatakan bahwa walaupun Expo Alor dan Alor Karnaval tetap dijalankan tetapi protokol kesehatan tetap diperhatikan selama proses acara itu berlangsung.
Amon menyebutkan delapan pintu masuk ke area karnaval sendiri dijaga ketat oleh aparat keamanan baik polisi, tentara maupun Sat Pol PP yang bertugas mengawasi siapa pun yang masuk harus gunakan masker.
"Kalau tidak ada masker, kemudian tidak mencuci tangan ya akan dilarang masuk," tutur dia.
Lebih lanjut, ujar dia, kegiatan yang dilakukan itu juga bertujuan untuk memberdayakan masyarakat untuk tetap disiplin dalam melakukan protokol kesehatan COVID-19 selama adanya pandemi tersebut.
" Untuk itu saya minta masyarakat Alor jangan takut berlebihan terhadap COVID-19. Jangan sampai dengan COVID-19 ini masyarakat tidur berkepanjangan yang berujung pada tidak ada yang beraktivitas untuk perputaran ekonomi, masyarakat harus tetap melakukan aktivitas mereka untuk menopang kehidupan mereka, baik rumah tangga maupun juga ekonomi lokal harus berkembang," tambah dia.
Ia pun mengatakan akan bertanggungjawab penuh jika pelaksanaan Expo Alor dan Alor Karnaval menimbulkan adanya klaster COVID-19 baru.
"Saya pertaruhkan jabatan saya, jika ada yang kena COVID-19 dan meninggal saya akan berhenti dari jabatan saya. Tetapi kalau ada yang sakit tentu pemerintah akan tanggani semua. Masyarakat tidak perlu khawatir," katanya.
Baca juga: Akhirnya 335 KK di Alor dan Manggarai Barat nikmati aliran listrik
Baca juga: Wisata nonton ikan dugong, geliatkan ekonomi rakyat di Alor NTT
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020
Tags: