Brigdalkarhutla padamkan api di Taman Nasional Baluran dan Berau
28 September 2020 19:59 WIB
Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan memadamkan kebakaran hutan di Taman Nasional Baluran, Jawa Timur, Minggu (27/9/2020). ANTARA/HO-KLHK
Jakarta (ANTARA) - Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Brigdalkarhutla) didukung TNI, Polri dan masyarakat berhasil memadamkan kebakaran hutan di Taman Nasional Baluran, Jawa Timur, dan di Berau, Kalimantan Timur.
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (PKHL) Basar Manullang di Jakarta, Senin, mengatakan selain curah hujan yang rendah, cuaca panas yang terjadi di wilayah timur Pulau Jawa juga menjadi pemicu mudahnya api meluas.
“Dalam kondisi kering seperti ini sedikit pemicu saja bisa menyebabkan karhutla, kami harap semua pihak untuk tidak melakukan aktivitas yang dapat memicu timbulnya karhutla,” kata Basar.
Basar mengungkapkan dalam kondisi kemarau seperti ini, Taman Nasional Baluran biasanya dalam kondisi kering, sehingga sangat mudah terbakar. Vegetasi yang hijau pada musim penghujan akan menjadi sangat kering pada saat musim kemarau.
“Upaya pencegahan kebakaran di wilayah Baluran kami lakukan dengan melakukan patroli pencegahan pada wilayah-wilayah rawan bersama TNI, Polri, dan masyarakat,” kata Basar.
Baca juga: KLHK tegaskan perusahaan harus miliki brigdalkarhutla
Kejadian kebakaran pertama terjadi di Blok Curah Tangis Resort Bitakol, Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah (SPTNW) I Bekol. Kebakaran yang terjadi di kawasan konservasi dengan vegetasi pohon jati dan semak belukar ini telah berhasil dipadamkan.
Lokasi kedua, kebakaran terjadi di Blok Pos Kobong Resort Bitakol , Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah (SPTNW) I Bekol. Brigdalkarhutla bersama para pihak juga sudah berhasil memadamkan karhutla dengan vegetasi pohon jati dan semak belukar yang lebat.
Lokasi ketiga, kebakaran terjadi di Blok Kunyitan Resort Bitakol, Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah (SPTNW) I Bekol. Karhutla juga sudah berhasil dipadamkan oleh Brigdalkarhutla. Vegetasi yang terbakar adalah pohon jati dan semak belukar.
Basar mengungkapkan Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan terus melakukan koordinasi dengan Unit Pelaksana Teknis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (UPT KLHK) di Wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara dalam pengendalian karhutla.
“Kami selalu berkoordinasi dengan UPT KLHK agar meningkatkan kewaspadaan di wilayah kering karena saat ini curah hujan rendah masih rendah dan cuaca panas akan mempercepat terjadinya karhutla," ujar Basar.
Baca juga: Karhutla mulai marak di Pegunungan Meratus
Selain itu, Manggala Agni Kalimantan XIII/ Sangkima, Kalimantan Timur, berhasil memadamkan karhutla yang terjadi di Desa Bukit Makmur, Kecamatan Segah, Kabupaten Berau.
Vegetasi yang terbakar adalah pohon-pohon yang ditebang, semak belukar, serta tumbuhan pakis. Lokasi karhutla yang berbukit sedikit menyulitkan pemadaman anggota Manggala Agni.
Perbandingan total jumlah hotspot tahun 2019 dan 2020 (tanggal 1 Januari – 28 September), berdasarkan Satelit NOAA Confidence Level lebih besar sama dengan 80 persen, terpantau 654 titik, pada periode yang sama tahun 2019 jumlah hotspot sebanyak 7.236 titik (terdapat penurunan sebanyak 6.582 titik atau 90,96 persen).
Sedangkan berdasarkan Satelit Terra/Aqua (NASA) Confidence Level lebih besar sama dengan 80 persen pada 2020 terpantau 1.800 titik, pada periode yang sama tahun 2019 jumlah hotspot sebanyak 22.207 titik (terdapat penurunan jumlah hotspot sebanyak 20.407 titik atau 91,89 persen).
Baca juga: 185 titik panas terpantau, karhutla di Kalsel terus meluas
Baca juga: Kebakaran hutan dan lahan di Kotawaringin Timur meningkat
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (PKHL) Basar Manullang di Jakarta, Senin, mengatakan selain curah hujan yang rendah, cuaca panas yang terjadi di wilayah timur Pulau Jawa juga menjadi pemicu mudahnya api meluas.
“Dalam kondisi kering seperti ini sedikit pemicu saja bisa menyebabkan karhutla, kami harap semua pihak untuk tidak melakukan aktivitas yang dapat memicu timbulnya karhutla,” kata Basar.
Basar mengungkapkan dalam kondisi kemarau seperti ini, Taman Nasional Baluran biasanya dalam kondisi kering, sehingga sangat mudah terbakar. Vegetasi yang hijau pada musim penghujan akan menjadi sangat kering pada saat musim kemarau.
“Upaya pencegahan kebakaran di wilayah Baluran kami lakukan dengan melakukan patroli pencegahan pada wilayah-wilayah rawan bersama TNI, Polri, dan masyarakat,” kata Basar.
Baca juga: KLHK tegaskan perusahaan harus miliki brigdalkarhutla
Kejadian kebakaran pertama terjadi di Blok Curah Tangis Resort Bitakol, Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah (SPTNW) I Bekol. Kebakaran yang terjadi di kawasan konservasi dengan vegetasi pohon jati dan semak belukar ini telah berhasil dipadamkan.
Lokasi kedua, kebakaran terjadi di Blok Pos Kobong Resort Bitakol , Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah (SPTNW) I Bekol. Brigdalkarhutla bersama para pihak juga sudah berhasil memadamkan karhutla dengan vegetasi pohon jati dan semak belukar yang lebat.
Lokasi ketiga, kebakaran terjadi di Blok Kunyitan Resort Bitakol, Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah (SPTNW) I Bekol. Karhutla juga sudah berhasil dipadamkan oleh Brigdalkarhutla. Vegetasi yang terbakar adalah pohon jati dan semak belukar.
Basar mengungkapkan Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan terus melakukan koordinasi dengan Unit Pelaksana Teknis Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (UPT KLHK) di Wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara dalam pengendalian karhutla.
“Kami selalu berkoordinasi dengan UPT KLHK agar meningkatkan kewaspadaan di wilayah kering karena saat ini curah hujan rendah masih rendah dan cuaca panas akan mempercepat terjadinya karhutla," ujar Basar.
Baca juga: Karhutla mulai marak di Pegunungan Meratus
Selain itu, Manggala Agni Kalimantan XIII/ Sangkima, Kalimantan Timur, berhasil memadamkan karhutla yang terjadi di Desa Bukit Makmur, Kecamatan Segah, Kabupaten Berau.
Vegetasi yang terbakar adalah pohon-pohon yang ditebang, semak belukar, serta tumbuhan pakis. Lokasi karhutla yang berbukit sedikit menyulitkan pemadaman anggota Manggala Agni.
Perbandingan total jumlah hotspot tahun 2019 dan 2020 (tanggal 1 Januari – 28 September), berdasarkan Satelit NOAA Confidence Level lebih besar sama dengan 80 persen, terpantau 654 titik, pada periode yang sama tahun 2019 jumlah hotspot sebanyak 7.236 titik (terdapat penurunan sebanyak 6.582 titik atau 90,96 persen).
Sedangkan berdasarkan Satelit Terra/Aqua (NASA) Confidence Level lebih besar sama dengan 80 persen pada 2020 terpantau 1.800 titik, pada periode yang sama tahun 2019 jumlah hotspot sebanyak 22.207 titik (terdapat penurunan jumlah hotspot sebanyak 20.407 titik atau 91,89 persen).
Baca juga: 185 titik panas terpantau, karhutla di Kalsel terus meluas
Baca juga: Kebakaran hutan dan lahan di Kotawaringin Timur meningkat
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020
Tags: