Disdik Papua minta bahasa ibu dipertahankan melalui rumah baca
28 September 2020 19:42 WIB
Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua Christian Sohilait (kanan) menyerahkan bantuan buku-buku bacaan kepada Penanggung Jawab Rumah Baca Kampung Yoboi Hanni Felle (ANTARA News Papua / Hendrina Dian Kandipi)
Jayapura (ANTARA) - Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua meminta bahasa ibu dipertahankan melalui keberadaan rumah-rumah baca yang didirikan secara mandiri oleh masyarakat.
Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua Christian Sohilait di Jayapura, Senin, mengatakan salah satu makna dari hadirnya otonomi khusus adalah untuk mempertahankan keberadaan bahasa ibu atau bahasa daerah.
"Jadi selain Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, bahasa ibu juga merupakan salah satu bahasa yang harus dipelajari oleh generasi muda Papua," katanya.
Menurut Christian, bahasa ibu harus terus diajarkan agar tidak punah dan tetap dikenal oleh generasi selanjutnya, pasalnya, bahasa ini merupakan salah satu pengenal adat dan budaya Papua.
"Di beberapa tempat, kami sudah bekerja sama dengan lembaga-lembaga yang membuat buku bacaan dengan menggunakan bahasa ibu," ujarnya.
Dia menjelaskan hal ini harus terus didorong agar bahasa ibu sebagai kearifan lokal ini menjadi salah satu identitas orang Papua.
Hanni Felle Penanggung Jawab Rumah Baca di Kampung Yoboi mengatakan pihaknya juga mengajarkan bahasa ibu kepada anak-anak yang datang ke tempatnya.
"Hal ini dilakukan agar anak-anak ini mengenai dengan baik identitas dirinya melalui bahasa ibu yang diajarkan," katanya yang juga pendamping anak di Kampung Yoboi.
Sebelumnya, Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua menyerahkan bantuan berupa masker, buku bacaan, mainan edukasi, laptop, TV dan radio bagi PAUD serta SD YPK Ifar Babrongko di Kampung Yoboi, Kabupaten Jayapura.
Baca juga: Maestro syair "Dideng" Jambi siap tampil pada ajang Hari Bahasa Ibu
Baca juga: Kemampuan berbahasa daerah jadi penilaian utama Anugerah Sastera Rancage
Baca juga: Hari Bahasa Ibu momentum pengembangan budaya lokal
Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua Christian Sohilait di Jayapura, Senin, mengatakan salah satu makna dari hadirnya otonomi khusus adalah untuk mempertahankan keberadaan bahasa ibu atau bahasa daerah.
"Jadi selain Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, bahasa ibu juga merupakan salah satu bahasa yang harus dipelajari oleh generasi muda Papua," katanya.
Menurut Christian, bahasa ibu harus terus diajarkan agar tidak punah dan tetap dikenal oleh generasi selanjutnya, pasalnya, bahasa ini merupakan salah satu pengenal adat dan budaya Papua.
"Di beberapa tempat, kami sudah bekerja sama dengan lembaga-lembaga yang membuat buku bacaan dengan menggunakan bahasa ibu," ujarnya.
Dia menjelaskan hal ini harus terus didorong agar bahasa ibu sebagai kearifan lokal ini menjadi salah satu identitas orang Papua.
Hanni Felle Penanggung Jawab Rumah Baca di Kampung Yoboi mengatakan pihaknya juga mengajarkan bahasa ibu kepada anak-anak yang datang ke tempatnya.
"Hal ini dilakukan agar anak-anak ini mengenai dengan baik identitas dirinya melalui bahasa ibu yang diajarkan," katanya yang juga pendamping anak di Kampung Yoboi.
Sebelumnya, Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua menyerahkan bantuan berupa masker, buku bacaan, mainan edukasi, laptop, TV dan radio bagi PAUD serta SD YPK Ifar Babrongko di Kampung Yoboi, Kabupaten Jayapura.
Baca juga: Maestro syair "Dideng" Jambi siap tampil pada ajang Hari Bahasa Ibu
Baca juga: Kemampuan berbahasa daerah jadi penilaian utama Anugerah Sastera Rancage
Baca juga: Hari Bahasa Ibu momentum pengembangan budaya lokal
Pewarta: Hendrina Dian Kandipi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020
Tags: