Solo (ANTARA) - Arus penumpang di Stasiun Solobalapan, Jawa Tengah, tidak terdampak oleh pembatasan sosial berskala besar (PSBB) Jakarta tahap dua yang dilakukan sejak tanggal 14 September 2020.

"Tidak ada pengaruhnya sama sekali, tetap sepi. Sejauh ini tidak ada penurunan jumlah penumpang juga," kata Kepala Stasiun Solobalapan Suharyanto di Solo, Senin.

Ia mengatakan sama dengan sebelum diberlakukannya PSBB Jakarta tahap satu, untuk jumlah penumpang yang naik maupun turun melalui Stasiun Solobalapan dalam satu harinya di kisaran 200 penumpang.

"Dari seluruh KA yang melintas maupun berangkat dari Solobalapan, jumlah penumpang naik sekitar 100 orang per hari dan yang turun juga sekitar 100 orang/hari," katanya.

Ia mengatakan selama pandemi COVID-19, jumlah kereta api yang beroperasi juga hanya beberapa, di antaranya KA Turangga tujuan Bandung, serta tiga KA tujuan Jakarta, yaitu KA Bima, Argo Dwipangga, dan KA Jayakarta.

"Untuk yang berangkat dari Stasiun Solobalapan sendiri ada KA Argo Dwipangga. Dalam satu hari jumlah penumpang hanya di kisaran 40 orang," katanya.

Ia mengatakan tidak berpengaruhnya PSBB Jakarta jilid dua terhadap arus penumpang termasuk di Stasiun Solobalapan karena syarat untuk pelaku perjalanan tidak seketat pada PSBB jilid pertama, yaitu penumpang yang akan kembali ke Jakarta harus melengkapi diri dengan surat izin keluar masuk (SIKM).

Sementara itu, selain jumlah penumpang yang stabil selama PSBB Jakarta, dikatakannya, untuk jumlah calon penumpang yang mengikuti tes cepat di Stasiun Solobalapan sebagai syarat untuk melakukan perjalanan dengan KA jarak jauh juga masih stabil.

"Rata-rata di kisaran 80 orang/hari, ini tidak hanya yang mau melakukan perjalanan dari Stasiun Solobalapan tetapi juga yang akan melakukan perjalanan melalui Stasiun Purwosari dan Stasiun Jebres," katanya.

Baca juga: KAI sediakan fasilitas tes cepat untuk penumpang
Baca juga: KAI targetkan renovasi Stasiun Solo Balapan selesai 2020