Enam Jenasah Korban Longsor Pasirjambu Ditemukan
24 Februari 2010 00:18 WIB
Ekspresi kesedihan salah seorang keluarga korban longsor saat melihat jenazah kerabatnya yang tewas tertimbun longsor didaerah Tenjolaya, Pasir Jambu, Bandung, Jawa Barat, Rabu (24/12). (ANTARA/Rezza Estily)
Bandung (ANTARA News) - Sebanyak enam jenasah korban longsor Pasirjambu yaitu Eca (1), Ina Herlina (25), Yulis (19), Ma Otih (50), Iis (20) dan Isman (25) telah ditemukan oleh tim pencari korban di Kampung Dewata, Desa Tenjolaya, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung sedangkan puluhan orang lainnya masih tertimbun.
Diperkirakan sebanyak 35 rumah kepala keluarga, satu unit masjid, satu unit gedung olahraga Perkebunan Dewata seluas 35 hektare terkena longsoran pegunungan Waringin sekitar pukul 08.00 WIB, Selasa pagi.
Menurut seorang saksi mata yang merupakan Petugas satpam Perkebunan Dewata, Tatang Somantri, sebelum terjadinya longsor terdengar suara dentuman keras sebanyak satu kali dan saat itu terlihat serpihan bangunan pos induk melayang ke tempat dimana ia berada. "Saat itu saya keluar pos satpam dan ternyata bangunan induk melayang dan menimpa bangunan pos satpam yang saya duduki sebelumnya," katanya.
"Tanda-tanda akan terjadinya longsor sudah terlihat sebanyak tiga kali sebelum dentuman keras itu terdengar dan saya tidak menyangka bahwa pegunungan Waringin yang longsor," katanya.
Tatang menyebutkan sebanyak 35 kepala keluarga yang tinggal di perkebunan tersebut masih tertimbun longsoran. "Jika saja satu kepala keluarga memiliki satu orang anggota keluarga maka jumlah korban yang tertimbun sekitar 70 orang dan itu bisa lebih," katanya.
Berdasarkan pantauan ANTARA di lokasi gempa, terdapat banyak bongkahan kayu yang diduga berasal dari pegunungan Waringin. Bongkahan kayu terpotong tersebut terlihat rapi dan bukan merupakan bongkahan kayu karena patah atau akibat longsor.
Diperkirakan sebanyak 35 rumah kepala keluarga, satu unit masjid, satu unit gedung olahraga Perkebunan Dewata seluas 35 hektare terkena longsoran pegunungan Waringin sekitar pukul 08.00 WIB, Selasa pagi.
Menurut seorang saksi mata yang merupakan Petugas satpam Perkebunan Dewata, Tatang Somantri, sebelum terjadinya longsor terdengar suara dentuman keras sebanyak satu kali dan saat itu terlihat serpihan bangunan pos induk melayang ke tempat dimana ia berada. "Saat itu saya keluar pos satpam dan ternyata bangunan induk melayang dan menimpa bangunan pos satpam yang saya duduki sebelumnya," katanya.
"Tanda-tanda akan terjadinya longsor sudah terlihat sebanyak tiga kali sebelum dentuman keras itu terdengar dan saya tidak menyangka bahwa pegunungan Waringin yang longsor," katanya.
Tatang menyebutkan sebanyak 35 kepala keluarga yang tinggal di perkebunan tersebut masih tertimbun longsoran. "Jika saja satu kepala keluarga memiliki satu orang anggota keluarga maka jumlah korban yang tertimbun sekitar 70 orang dan itu bisa lebih," katanya.
Berdasarkan pantauan ANTARA di lokasi gempa, terdapat banyak bongkahan kayu yang diduga berasal dari pegunungan Waringin. Bongkahan kayu terpotong tersebut terlihat rapi dan bukan merupakan bongkahan kayu karena patah atau akibat longsor.
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010
Tags: