Jakarta (ANTARA) - Manajemen PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI menyampaikan bahwa menjaga likuiditas menjadi salah satu strategi perseroan agar dapat bertahan di tengah pandemi COVID-19.

"Dalam situasi sekarang kita dituntut agar kita cepat menyesuaikan dengan keadaan, cepat menyesuaikan dengan perkembangan. Nah, bagaimana strateginya, menjaga likuiditas perusahaan yang baik sehingga bisa bertahan di masa krisis," ujar Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo dalam acara HUT ke-75 KAI secara virtual, Senin.

Selain itu, lanjut dia, perseroan juga melakukan efisiensi semaksimal mungkin di sejumlah pos agar arus kas perseroan juga terjaga baik.

"Kita harus cepat beradaptasi dan kita atur cash flow agar kereta api tetap aman," ucapnya.

Baca juga: KAI-Bank Mandiri sinergi tingkatkan layanan digital bagi penumpang

Dalam rangka meningkatkan pendapatan di tengah pandemi, Didiek menyampaikan, perseroan sedang berupaya untuk membangun kapasitas layanan, yakni layanan Rail Express.

Rail Express merupakan layanan angkutan barang menggunakan kereta api yang murah, cepat, dan aman.

"Kami masuk ke sektor yang langsung berhubungan ke kustomer," ucapnya.

Baca juga: Peringati HUT ke-75, KAI Daop 1 beri diskon tiket kereta jarak jauh

Strategi lainnya, Didiek mengatakan, yakni menerapkan protokol kesehatan dengan ketat agar dapat memberikan kenyamanan bagi masyarakat.

"Keterisian juga kita batasi, kalau commuter line itu hanya 35-40 persen kapasitas, kalau untuk KA jarak jauh hanya 70 persen, inilah strategi kita," ucapnya.

Saat ini, lanjut dia, volume penumpang kereta hanya sekitar 10 persen daripada situasi normal.

"Situasi normal kereta api bisa mengangkut 1,3 juta penumpang dalam satu hari. Sekitar 1,1 juta itu penumpang commuter, dan sisanya oleh kereta jarak jauh," paparnya.