Denpasar (ANTARA News) - Menteri Pertanian Suswono mengemukakan bahwa produksi minyak sawit mentah (CPO) Indonesia dan Malaysia saat ini masih menguasai lebih dari 80 persen pasar dunia.

"Karena itu, negara manapun yang membutuhkan CPO, pasti melihatnya ke Indonesia dan Malaysia," katanya kepada wartawan di sela-sela acara pembukaan Konferensi Internasional Minyak Sawit dan Lingkungan (ICOPE) 2010 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Selasa.

Menurut dia, potensi CPO Indonesia masih sangat besar dan harus terus dipertahankan pada masa-masa mendatang. Saat ini Indonesia memiliki 7,9 juta hektare lahan kelapa sawit yang tiga juta diantaranya merupakan kebun rakyat.

"Produksi CPO kita sekitar 20 juta ton per tahun itu masih tergolong rendah. Setiap satu hektare baru menghasilkan 4 ton CPO, padahal seharusnya bisa ditingkatkan lagi lebih dari dua kali lipat," katanya.

Masih rendahnya rata-rata produktivitas setiap hektare itu, menurut dia, karena hampir separuh lahan kelapa sawit di Indonesia merupakan kebun rakyat yang belum dikelola secara intensif, sedangkan selebihnya dikelola oleh kalangan swasta profesional.

Sementara panitia ICOPE 2010 Daud Dharsono mengemukakan bahwa industri kelapa sawit bagi negara produsennya, seperti Indonesia adalah kontributor untuk pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan sosial.

"Sementara bagi dunia, komuditas ini menjadi salah satu sumber utama produksi pangan dan energi terbarukan yang setiap saat terus meningkat kebutuhannya," katanya.

Menurut dia, hanya dengan pengelolaan secara berkelanjutan, negara-negara berkembang dapat memperoleh manfaat optimal dari komuditas ini dan kebutuhan dunia tetap terpenuhi. Lewat forum ICOPE diharapkan muncul terobosan penting pengelolaan industri sawit dapat berkelanjutan, khususnya yang berkaitan dengan lingkungan.

ICOPE yang diprakarsai oleh Sinar Mas Agribusiness Resources and Technology Research Institute (SMATRI) Indonesia, Center for Internasional Development (CIRAD serta World Wildlife Fund (WWF) ini melibatkan 400 peserta dari 14 negara. Konferensi berlangsung mulai 23 hingga 25 Februari 2010.(M026/A038)