Jakarta (ANTARA/JACX) - Pesan berantai yang menyebutkan tim medis Indonesia mengubur jenazah COVID-19 seperti binatang beredar melalui aplikasi WhatsApp.

"Beginilah kondisi negara kita, Miris sekali. Tim medis kita mengubur jenazah saudara kita seperti binatang saja. Bpk/ibu kalau ada saudaranya meninggal" karena covid. Pastikan jenazahnya dikubur dengan layak, bila perlu menguburnya sendiri," demikian isi pesan berantai itu.

Pesan teks tersebut disertai sebuah video yang menampilkan proses penguburan jenazah oleh empat orang pria. Tiga di antara mereka terlihat mengenakan alat pelindung diri (APD).

Video berdurasi sekitar tiga menit tersebut memperlihatkan jenazah yang telah dibalut kain kafan putih dan tergeletak di atas tandu.

Dua orang berbaju APD, dalam video itu, kemudian memiringkan tandu sehingga jenazah terguling masuk ke liang lahat.

Namun, benarkah tindakan itu dilakukan tim medis Indonesia saat mengubur jenazah COVID-19?
Tangkapan layar video hoaks penguburan pasien COVID-19 layaknya binatang. (Facebook)


Penjelasan:
ANTARA menemukan video prosesi penguburan jenazah itu juga banyak beredar di media sosial Facebook dengan durasi dan narasi yang mirip sebagaimana beredar lewat WhatsApp.

Dari hasil penelusuran, ditemukan fakta peristiwa di video itu tidak terjadi di Indonesia.

Dalam Video asli, percakapan yang berlangsung selama proses penguburan jenazah, tidak menggunakan Bahasa Indonesia, mengacu pada laporan laman turnbackhoax.id pada 25 September 2020.

Dijelaskan pula, cuplikan gambar penguburan pasien COVID-19 yang beredar itu telah dimanipulasi, dengan musik latar belakang.

Penambahan musik latar belakang itu dimaksudkan untuk menghilangkan suara percakapan di video itu sehingga dapat "mengaburkan" lokasi kejadian yang sesungguhnya.

Klaim: Tim medis Indonesia mengubur jenazah COVID-19 layaknya binatang
Rating: Salah/Disinformasi

Cek fakta: 200 orang di apartemen Rusia meninggal karena COVID-19? Ini penjelasannya

Cek fakta: Anak muda kebal COVID-19? Ini faktanya

Baca juga: Kominfo jaring ribuan hoaks soal COVID-19