Jakarta (ANTARA News)- Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Senin sore menguat dengan posisi masih di bawah Rp9.300 per dolar, karena pelaku pasar terus melakukan pembelian meski agak mengendor dibanding sesi sebelumnya.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar menjadi Rp9.290-Rp9.300 per dolar dibanding penutupan akhir pekan lalu yang mencapai Rp9.335-Rp9.345 atau naik 45 poin.

Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib di Jakarta, Senin, kenaikan rupiah pada sore hari sudah diperkirakan sebelumnya, karena permintaan terhadap rupiah masih tetap tinggi.

Pelaku pasar asing masih memburu rupiah, karena Indonesia dinilai masih merupakan negara yang tetap memberikan keuntungan yang tinggi, ucapnya.

Pertumbuhan ekonomi nasional, menurut Kostaman, dari tahun ke tahun tetap tumbuh, meski gejolak ekonomi global masih tak menentu. Pasar global masih belum memberikan keyakinan yang positif apalagi Bank sentral AS (The Fed) menaikkan suku bunga diskonto, katanya.

Kostaman Thayib mengatakan, kenaikan rupiah saat ini karena faktor fundamental ekonomi Indonesia yang tetap tumbuh dengan baik yang didukung oleh membaiknya bursa regional.

Karena itu, rupiah pada hari berikutnya diperkirakan masih berpeluang untuk naik lagi yang akan dapat mendekati angka Rp9.250 per dolar, ucapnya.

Krisis keuangan Yunani dan keputusan The Fed yang menaikkan suku bunga, menurut dia menunjukkan warna yang berbeda terhadap Indonesia yang dinilai ekonominya masih tumbuh lebih baik.

Dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5 persen, maka pasar Indonesia masih dapat memberikan kelebihan yang lebih baik dari pasar di negara Asia lainnya.

Ia mengatakan, kondisi pasar seperti kemungkinan akan berlanjut pada hari berikutnya, sehingga rupiah akan kembali menguat mendekati angka Rp9.250 per dolar.

"Kami optimis rupiah akan mengarah ke sana, karena faktor positif yang mendorong rupiah masih berlanjut," katanya.
(CS/B010)