Bandung (ANTARA) - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah menggelar pelatihan vocational berbasis e-commerce yang diikuti peserta para pelaku KUKM binaan Indonesian Creative Cities Network (ICCN) Wilayah Jawa Barat di Serela Cihampelas Hotel, Kota Bandung, Sabtu.

Asisten Deputi Pengembangan Peran Serta Masyarakat Kementerian Koperasi dan UKM, Nasrun Siagian mengatakan pelatihan tersebut merupakan salah satu upaya menggenjot perekonomian di tengah pandemi dengan meningkatkan kualitas UMKM.

"Oleh karena itu, di tengah pandemi ini, Kementerian Koperasi dan UKM terus menggelar berbagai pelatihan dalam meningkatkan kualitas dan kapasitas SDM KUMKM," kata Nasrun.

Baca juga: Kemenkop UKM latih pelaku UMKM di Lombok Barat

Nasrun menjelaskan para peserta pelaku usaha binaan ICCN Jawa Barat itu merupakan peserta yang sudah dikurasi dan mendapat rekomendasi dari Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bandung.

Para peserta pelaku UMKM itu didorong untuk masuk ke dalam ekosistem pemasaran digital untuk dan mencapai sasaran dalam mengembangkan perdagangan secara elektronik.

"UMKM harus mampu beradaptasi dan bertransformasi usahanya pada masa pandemi COVID-19 menuju new normal," kata Nasrun.

Baca juga: Kemenkop latih pelaku KUMKM pacu pertumbuhan ekonomi daerah

Dalam pelaksanaan pelatihan ini, Kemenkop UKM juga membangun komunikasi dan berkoordinasi dengan dinas terkait yang membidangi Koperasi dan UMKM, serta Gugus Tugas COVID-19.

"Agar pelaksanaan pelatihan berjalan lancar dan peserta pelatihan juga terjaga dari wabah COVID-19," kata Nasrun.

Nasrun menjelaskan selama masa pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sebelumnya, pihaknya juga telah banyak melakukan pelatihan model virtual seperti e-Learning.

"Pada masa COVID-19 sudah ada yang mengikuti pelatihan berbasis e-Learn yang pendaftarannya melalui aplikasi website edukukm.id," katanya.

Baca juga: Dorong digitalisasi UMKM dengan edukasi manfaat teknologi

Pelatihan e-Learning tersebut terbuka secara luas untuk umum dan gratis. Pelatihan yang sudah dilaksanakan antara Iain yakni pelatihan pengadaan barang dan jasa bagi UMKM, dan pelatihan perkoperasian.

Selain itu, pelatihan lainnya juga dilakukan seperti pelatihan pembuatan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis (baju Hazmat), pelatihan pembuatan hand sanitizer, pembuatan pengolahan nugget dan abon dari ikan Iele.

Kemudian pelatihan sablon printing kaus dan mug keramik, pelatihan bidang pengemasan produk olahan makanan, pengolahan makanan berbahan baku ketan.

"Ada juga pelatihan pemasaran produk KUMKM di Katalog LKPP dan Katalog BUMN, dan Pelatihan Pembuatan Sabun Susu dan Sereh," kata Nasrun.

Saat ini, menurutnya pandemi COVID-19 di Indonesia telah berdampak pada seluruh sendi kehidupan di masyarakat, tak terkecuali bagi sektor koperasi dan UMKM.

Sehingga, kata dia, program percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pun diluncurkan oleh pemerintah, mulai dari subsidi bunga, restrukturisasi kredit, dan penundaan pembayaran kredit 6 bulan dan 12 bulan, serta program Bantuan Presiden.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bandung Atet Dedi Handiman mengatakan, UMKM yang telah menerapkan teknologi digital menunjukan pertumbuhan usaha yang lebih cepat dibanding yang belum memberlakukannya.

"Terlebih pada masa pandemi COVID-19 sekarang ini pelaku UMKM sangat merasakan merasakan dampaknya. Sehingga, mau tidak mau, para pelaku UMKM harus masuk dalam ekosistem digital marketing," kata Atet.

Bagi Atet, teknologi digital membuat semua proses berjualan dan belanja menjadi lebih mudah. Salah satu aktivitas buy and sell yang banyak diminati saat ini adalah e-Commerce.

"Namun, meskipun familiar ternyata masih banyak pelaku UMKM yang belum mengenal e-Commerce," kata Atet.

Oleh karena itu, Atet berharap pelatihan ini dapat membantu para pelaku UMKM untuk mengenal lebih detail mengenai pemasaran digital atau daring.

"Langkah tersebut merupakan wujud nyata Kementerian Koperasi dan UKM dalam memberikan pembinaan untuk lebih mengenal teknologi digital kepada pelaku UMKM," kata Atet.