Anggota MPR: 4 Pilar Kebangsaan harus terpatri dalam kehidupan
26 September 2020 14:34 WIB
Anggota MPR/DPR RI Siti Mukaromah saat menyampaikan materi Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Balai Desa Cisumur, Kecamatan Gandrungmangu, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (26/9/2020). ANTARA/HO-Tim Siti Mukaromah
Cilacap (ANTARA) - Empat Pilar Kebangsaan yang terdiri atas Pancasila, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika harus terus disosialisasikan agar terpatri dalam kehidupan masyarakat, kata anggota MPR/DPR RI Siti Mukaromah.
"Empat Pilar Kebangsaan yang biasa disebut Empat Konsensus Dasar Bernegara merupakan satu kesatuan nilai gerak dari berbangsa dan bernegara yang terus dan perlu disosialisasikan kepada masyarakat agar terpatri dalam diri dan benak masyarakat serta kehidupan mereka," katanya di Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu.
Dia mengatakan hal itu saat Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Balai Desa Cisumur, Kecamatan Gandrungmangu, Kabupaten Cilacap, yang diikuti tokoh masyarakat dan pemerintah desa setempat serta perwakilan dari sejumlah lembaga desa dan organisasi kemasyarakatan.
Lebih lanjut, perempuan yang akrab disapa Erma itu mengatakan Empat Pilar Kebangsaan merupakan salah satu acuan penting yang terus disampaikan kepada masyarakat untuk dijadikan sebagai landasan pikir dan gerak.
"Oleh karena itu, kematangan berpikir dalam memahami konsep Empat Pilar Kebangsaan menjadi dasar dari kelembagaan masyarakat dalam bersosialisasi sehingga tidak menjadi antipati dalam perubahan atau menjadi penonton di tengah perubahan, melainkan dapat mengambil peran strategis dalam perubahan tersebut," kata dia yang berasal dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) Daerah Pemilihan Jawa Tengah VIII Banyumas dan Cilacap.
Ia mengatakan sosialisasi tersebut perlu dilakukan secara rutin sebagai upaya untuk menyampaikan nilai-nilai dari berbangsa dan bernegara.
Dengan demikian dalam perjalanannya, kata dia, tidak ada lagi kesalahpahaman dalam berbangsa dan bernegara yang sangat kompleks karena hadangan dari perubahan zaman yang melibatkan teknologi informasi serta bergerak begitu cepat, sehingga sangat mudah untuk mengetahui perkembangan zaman dari waktu ke waktu.
Menurut dia, masyarakat Indonesia dengan kultur yang kuat perlu menjadi ciri dan corak khas dalam bergaul dengan perubahan zaman tersebut, sehingga NKRI dapat menjadi tempat yang aman dan ramah bagi siapa saja yang datang.
"Ajaran tentang toleransi, tenggang rasa, dan kegotongroyongan harus menjadi landasan pergaulan agar tidak terjadi inharmonisasi dalam kehidupan bermasyarakat," katanya.
Terkait dengan hal itu, Erma mengatakan modal utama dari Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan adalah tercapainya rujukan yang baik bagi masyarakat dalam menghadapi segala bentuk perubahan.
Ia mengharapkan sosialisasi tersebut dapat memberikan dampak positif terhadap cara pandang masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Baca juga: MPR tegaskan Pancasila adalah dasar dan pondasi negara
Baca juga: Gus Jazil ajak santri menjaga dan kuatkan 4 Pilar MPR
Baca juga: Anggota MPR: Ulama turut andil dalam perumusan Pancasila
Baca juga: Anggota MPR RI sosialisasikan Empat Pilar di Bantul
"Empat Pilar Kebangsaan yang biasa disebut Empat Konsensus Dasar Bernegara merupakan satu kesatuan nilai gerak dari berbangsa dan bernegara yang terus dan perlu disosialisasikan kepada masyarakat agar terpatri dalam diri dan benak masyarakat serta kehidupan mereka," katanya di Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu.
Dia mengatakan hal itu saat Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Balai Desa Cisumur, Kecamatan Gandrungmangu, Kabupaten Cilacap, yang diikuti tokoh masyarakat dan pemerintah desa setempat serta perwakilan dari sejumlah lembaga desa dan organisasi kemasyarakatan.
Lebih lanjut, perempuan yang akrab disapa Erma itu mengatakan Empat Pilar Kebangsaan merupakan salah satu acuan penting yang terus disampaikan kepada masyarakat untuk dijadikan sebagai landasan pikir dan gerak.
"Oleh karena itu, kematangan berpikir dalam memahami konsep Empat Pilar Kebangsaan menjadi dasar dari kelembagaan masyarakat dalam bersosialisasi sehingga tidak menjadi antipati dalam perubahan atau menjadi penonton di tengah perubahan, melainkan dapat mengambil peran strategis dalam perubahan tersebut," kata dia yang berasal dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) Daerah Pemilihan Jawa Tengah VIII Banyumas dan Cilacap.
Ia mengatakan sosialisasi tersebut perlu dilakukan secara rutin sebagai upaya untuk menyampaikan nilai-nilai dari berbangsa dan bernegara.
Dengan demikian dalam perjalanannya, kata dia, tidak ada lagi kesalahpahaman dalam berbangsa dan bernegara yang sangat kompleks karena hadangan dari perubahan zaman yang melibatkan teknologi informasi serta bergerak begitu cepat, sehingga sangat mudah untuk mengetahui perkembangan zaman dari waktu ke waktu.
Menurut dia, masyarakat Indonesia dengan kultur yang kuat perlu menjadi ciri dan corak khas dalam bergaul dengan perubahan zaman tersebut, sehingga NKRI dapat menjadi tempat yang aman dan ramah bagi siapa saja yang datang.
"Ajaran tentang toleransi, tenggang rasa, dan kegotongroyongan harus menjadi landasan pergaulan agar tidak terjadi inharmonisasi dalam kehidupan bermasyarakat," katanya.
Terkait dengan hal itu, Erma mengatakan modal utama dari Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan adalah tercapainya rujukan yang baik bagi masyarakat dalam menghadapi segala bentuk perubahan.
Ia mengharapkan sosialisasi tersebut dapat memberikan dampak positif terhadap cara pandang masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Baca juga: MPR tegaskan Pancasila adalah dasar dan pondasi negara
Baca juga: Gus Jazil ajak santri menjaga dan kuatkan 4 Pilar MPR
Baca juga: Anggota MPR: Ulama turut andil dalam perumusan Pancasila
Baca juga: Anggota MPR RI sosialisasikan Empat Pilar di Bantul
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2020
Tags: