Islamabad (ANTARA News) - Serangan bom dan rudal Amerika Serikat menewaskan 20 orang di Pakistan barat laut, Kamis, pada saat kekhawatiran baru Islamabad meningkat berkaitan dengan tidak stabilnya serangan yang dipimpin Amerika Serikat di Afghanistan.

Bom meledak di satu pasar yang dikuasai gerilyawan Islam di Khyber, yang merupakan bagian dari jalur pasokan NATO kepada tentara mereka di Afghanistan, dan telah dianggap sebagai markas besar Al Qaida oleh Washington, sebagaimana dikutip dari AFP.

Seorang komandan gerilya dan 15 orang lainnya tewas dalam ledakan di desa Dars, di lembah Dataran Tinggi Tirah. Ledakan juga merusak sebuah mesjid dan beberapa toko, membuat para perwira keamanan mencurigai hal itu hasil pertikaian antara kelompok-kelompok gerilya yang saling bermusuhan.

Seluruhnya 16 orang dilaporkan tewas dan lebih dari 20 lainnya cedera, menurut perwira keamanan lokal kepada AFP.

Seorang saksi mata pengelola telepon swasta di daerah itu mengatakan kepada AFP, bahwa "Ada ledakan besar. Saya melihat 16 orang tewas. Saya melihat banyak orang luka terkapar di tanah."

Azam Khan, wakil pemimpin kelompok gerilyawan Lashkar-e-Islam, di antara mereka yang tewas, kata penduduk dan seorang perwira intelijen kepada AFP.

Rincian lain mengenai apakah ledakan itu disebabkan bom yang ditanam atau serangan bunuh diri, belum bisa segera diketahui.

Seorang pejabat wilayah mengatakan, bom tersebut meledak pada saat sekitar 80 orang berkumpul di sekitar mesjid, di pasar sapi dan pasar, serta dekat dengan markas Lashkar-e-Islam.

Lashkar-e-Islam (Tentara Islam) adalah kelompok gerilyawan yang memiliki hubungan ideologi dengan Taliban, dan menjadi target operasi militer Pakistan untuk mengusirnya dari Khyber.

Para pejabat intelijen menuding kelompok-kelompok garis keras yang bertikai menjadi penyebab ledakan.

Gerilyawan Islamis juga turut mengambil bagian pada pemboman yang mematikan untuk membalas dendam terhadap pemerintah Pakistan dan sekutunya, Amerika Serikat, dalam `perang terhadap teror` mereka.

Serangan mereka telah menewaskan lebih dari 3.000 orang sejak Juli 2007.

Di sepanjang daerah sabuk suku itu, dua rudal Amerika Serikat menghancurkan satu kompleks gerilyawan dan kendaraan mereka di Waziristan Utara, yang menjadi arena serangan pesawat tak berawak Amerika Serikat dalam menghadapi pemimpin Al Qaida dan Taliban.

Seorang perwira intelijen di Miransah, kota besar di Waziristan Utara, mengatakan, empat gerilyawan tewas karena serangan rudal, termasuk tiga orang Afghanistan yang menyerang jaringan Haqqani.

Jaringan Haqqani yang punya kaitan dengan Al Qaida dikenal gigih menyerang pasukan Amerika Serikat dan NATO di Afghanistan, dan Washington telah mendesak Islamabad untuk bersikap keras terhadap kelompok-kelompok itu, yang menggunakan bumi Pakistan untuk melancarkan serangan perbatasan.

Sekitar 15.000 tentara Afghanistan, Amerika Serikat dan NATO saat ini sedang melancarkan Operasi Mushtarak di Afghanistan selatan, menghadapi sekitar 400-1.000 pejuang Taliban.

Operasi tersebut tercatat sebagai serangan terbesar sejak serangan yang dipimpin Amerika Serikat pada 2001. Operasi tersebut menargetkan wilayah penghasil obat-obatan terlarang besar di provinsi Helmand, yang berbatasan dengan provinsi Baluchistan, Pakistan yang bergolak.(H-AK/A024)