Beijing (ANTARA) - Saham-saham China berakhir lebih rendah pada Kamis, catat penurunan terbesar dalam lebih dari dua minggu, mengambil isyarat dari kejatuhan Wall Street semalam di tengah kekhawatiran baru atas perlambatan yang disebabkan Virus Corona dalam pemulihan ekonomi global.

Indikator utama pasar saham China, Indeks Komposit Shanghai jatuh 1,72 persen menjadi berakhir di 3.223,18 poin, sementara Indeks Komponen Shenzhen yang melacak saham-saham di bursa kedua China anjlok 2,24 persen menjadi ditutup pada 12.816,61 poin.

Baca juga: Saham China dibuka lebih rendah setelah menguat sehari sebelumnya Nilai transaksi gabungan saham-saham yang mencakup kedua indeks meningkat menjadi 679,31 miliar yuan (sekitar 99,9 miliar dolar AS) dari 660,75 miliar yuan (sekitar 97,2 miliar dolar AS) pada perdagangan sehari sebelumnya.

Sebagian besar saham berakhir merosot, dengan jumlah saham turun melebihi yang naik sebanyak 1.337 saham berbanding 100 saham di bursa Shanghai, dan 2.081 saham berbanding 174 saham di bursa Shenzhen.

Baca juga: IHSG ditutup jatuh, tertekan aksi jual investor asing

Melawan tren penurunan, saham-saham yang terkait dengan bisnis ritel dan industri pertanian menguat, dengan masing-masing sektor naik 1,65 persen dan 1,02 persen.

Perusahaan pertanian Heilongjiang Agriculture Company Ltd terangkat 2,05 persen menjadi 18,94 yuan per saham, dan Xinjiang Talimu Agriculture Development Co Ltd naik 1,16 persen menjadi 9,58 yuan per saham.

Baca juga: Saham Tokyo jatuh, tertekan khawatiran bangkitnya COVID-19

Semalam Indeks S&P 500 anjlok 2,37 persen menjadi ditutup pada 3.236,92 poin, sedangkan Dow Jones Industrial Average ditutup pada 26.763,13 poin, merosot 1,92 persen. Sementara itu Indeks ChiNext yang melacak saham-saham perusahaan sedang berkembang di papan bergaya Nasdaq China, terpuruk 2,46 persen persen menjadi mengakhiri perdagangan pada 2.535,87 poin.

Baca juga: Saham Australia ditutup merosot, tertekan kekhawatiran virus bangkit