Jakarta (ANTARA News) - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution minta agar tidak terlalu risau dengan pelemahan rupiah karena selalu ada faktor yang mempengauhi sentimen pasar.

"Jangan terlalu risau dengan urusan itu, karena selalu ada faktor yang mempengaruhi sentimen pasar," ujarnya seusai menghadiri rapat koordinasi di gedung Kementerian Koordinator Perekonomian di Jakarta, Kamis.

Darmin mengatakan, situasi yang terjadi di Yunani sempat mempengaruhi pasar dan indeks saham sehingga mempengaruhi rupiah. Namun ia mengingatkan agar tidak terlalu risau dengan perubahan terakhir ini.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Kamis sore (18/2) di pasar spot antarbank Jakarta, turun 20 poin menjadi Rp9.285-Rp9.295 per dolar dibandingkan sehari sebelumnya.

Sementara Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, pemerintah tetap belum mengubah asumsi makro 2010 untuk rupiah yaitu berkisar di bawah Rp10.000.

"Asumsi rupiah kita di bawah 10.000, karena kalau yang lalu kan juga 10.000," ujarnya.

Sedangkan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Anggito Abimanyu juga mengatakan asumsi makro 2010 untuk rupiah masih berkisar di angka Rp9.700.

Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib mengatakan, posisi rupiah saat ini sebenarnya masih bagus, karena masih berada dalam kisaran antara Rp9.300 sampai Rp9.500 per dolar.

"Posisi rupiah cukup bagus, meski saat ini terkoreksi. Jadi tidak perlu dikhawatirkan bahwa rupiah akan terus terpuruk hingga jauh di atas kisaran tersebut," katanya.

Rupiah, lanjut dia, masih mempunyai peluang untuk kembali menguat, karena indikator ekonomi makro Indonesia cukup baik, terutama laju inflasi Januari 2010 yang dinilai masih normal.

(T.S034/R009)