Jakarta (ANTARA News) - Ibu kota Jakarta membutuhkan sedikitnya 3.000 sumur imbuhan selain biopori dan sumur resapan untuk mengatasi banjir sekaligus mengurangi amblesnya tanah.
"Sekarang sudah dibuat 83.003 sumur resapan dan 239.225 biopori di Jakarta untuk mengatasi banjir sekaligus untuk menangani semakin defisitnya air tanah permukaan," kata Kepala Bidang Teknologi Mitigasi Bencana BPPT, Dr Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Kamis.
Teknologi yang mampu mengatasi semakin defisitnya air tanah dalam dan amblesnya tanah di Jakarta sekaligus mengurangi banjir, ujar pakar hidrologi tersebut, adalah teknologi sumur imbuhan atau injeksi yang di Jakarta saat ini baru ada 30 sumur.
Hanya saja tidak seperti biopori dan sumur resapan yang bisa dibuat secara massal karena bisa dibuat sendiri oleh masyarakat dan berbiaya murah, teknologi sumur imbuhan cukup mahal.
Hal ini karena harus dilakukan pengeboran minimal 30 meter untuk mengalirkan air permukaan ke tanah dalam serta memerlukan konstruksi yang tidak sederhana, ujarnya.
"Ini hanya bisa dilakukan oleh pihak swasta atau masyarakat dengan melibatkan Pemerintah Daerah dan anggaran dari APBD berhubung biaya pengeboran mencapai sekitar Rp150 ribu per meter ditambah konstruksi beton yang totalnya bisa mencapai Rp200 juta per sumur," katanya.
Sumur imbuhan ujarnya, mampu menaikkan muka air tanah dalam yang selama puluhan tahun disedot oleh gedung-gedung bertingkat dan pabrik -pabrik, menahan instrusi air laut serta menahan laju amblesnya tanah di Jakarta.
Imbuhan air tanah dalam juga sangat mengurangi banjir, lanjut dia, karena ada upaya jalan pintas memaksa air permukaan masuk ke dalam tanah.(D009/A024)
Atasi Banjir, Jakarta Butuh 3.000 Sumur Imbuhan
18 Februari 2010 14:34 WIB
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010
Tags: