Presiden Terima Korban Bom Marriott II
18 Februari 2010 12:52 WIB
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) menyambut Max Boon di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis (18/1). Max Boon yang kakinya terpaksa diamputasi salah satu warga negara asing yang menjadi korban peledakan bom di hotel J.W. Marriot 17 Juli 2009. (ANTARA/pandu dewantara)
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima warga negara Belanda yang menjadi korban bom di Hotel JW Marriott pada Juli 2009, Max Boon.
Pertemuan antara Presiden dan Max berlangsung sekitar satu jam di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis.
Max kehilangan kedua kaki sampai di atas lutut akibat ledakan bom dan sekarang bergantung pada kursi roda. Setelah itu, Max kembali ke Belanda.
Namun, kecintaan Max terhadap Indonesia tidak surut meski ia kehilangan kedua kaki akibat bom. Ia lalu menulis surat kepada Presiden Yudhoyono untuk menyatakan kecintaannya itu.
Surat itu membuat terharu Presiden Yudhoyono yang langsung membalas dan mengundangnya datang ke Kantor Kepresidenan.
"Saya belajar rakyat Indonesia tidak mendukung pemboman. Saya terinspirasi dengan rakyat Indonesia, coba maju ke depan. Saya ingin menjadi bagian kemajuan, saya ingin bisa bantu Indonesia," tutur Max yang sudah tinggal di Indonesia selama lima tahun dan fasih berbahasa Indonesia.
Max yang bekerja di perusahaan konsultan investasi Castle Asia menegaskan niatnya untuk terus tinggal di Indonesia dan bahkan ingin menunjukkan citra baik Indonesia di mata dunia.
"Saya membantu Indonesia, membantu menjaga `image`, bukan negara bahaya, enak buat asing," ujarnya.
Max menyampaikan harapannya agar Indonesia terus damai dan maju hingga tidak ada kemiskinan lagi.
Sementara itu Presiden Yudhoyono menyampaikan rasa haru terhadap tekad dan komitmen Max untuk kembali lagi ke Indonesia.
"Bukan hanya kembali ke Indonesia bersama kami, bekerjasama membantu rakyat. Tetapi `your spirit`, energi. Max barangkali kehilangan kaki, tapi tidak kehilangan hati, semangat, dan pikiran," tuturnya.
Kepala Negara berharap Max bisa berkontribusi dalam hal apa pun, termasuk terus membina hubungan baik dengan Indonesia.
"Saya sambut baik, dan marilah kita terus komunikasi, bersama-sama investor bidang ekonomi," ujarnya.(D013/A024)
Pertemuan antara Presiden dan Max berlangsung sekitar satu jam di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis.
Max kehilangan kedua kaki sampai di atas lutut akibat ledakan bom dan sekarang bergantung pada kursi roda. Setelah itu, Max kembali ke Belanda.
Namun, kecintaan Max terhadap Indonesia tidak surut meski ia kehilangan kedua kaki akibat bom. Ia lalu menulis surat kepada Presiden Yudhoyono untuk menyatakan kecintaannya itu.
Surat itu membuat terharu Presiden Yudhoyono yang langsung membalas dan mengundangnya datang ke Kantor Kepresidenan.
"Saya belajar rakyat Indonesia tidak mendukung pemboman. Saya terinspirasi dengan rakyat Indonesia, coba maju ke depan. Saya ingin menjadi bagian kemajuan, saya ingin bisa bantu Indonesia," tutur Max yang sudah tinggal di Indonesia selama lima tahun dan fasih berbahasa Indonesia.
Max yang bekerja di perusahaan konsultan investasi Castle Asia menegaskan niatnya untuk terus tinggal di Indonesia dan bahkan ingin menunjukkan citra baik Indonesia di mata dunia.
"Saya membantu Indonesia, membantu menjaga `image`, bukan negara bahaya, enak buat asing," ujarnya.
Max menyampaikan harapannya agar Indonesia terus damai dan maju hingga tidak ada kemiskinan lagi.
Sementara itu Presiden Yudhoyono menyampaikan rasa haru terhadap tekad dan komitmen Max untuk kembali lagi ke Indonesia.
"Bukan hanya kembali ke Indonesia bersama kami, bekerjasama membantu rakyat. Tetapi `your spirit`, energi. Max barangkali kehilangan kaki, tapi tidak kehilangan hati, semangat, dan pikiran," tuturnya.
Kepala Negara berharap Max bisa berkontribusi dalam hal apa pun, termasuk terus membina hubungan baik dengan Indonesia.
"Saya sambut baik, dan marilah kita terus komunikasi, bersama-sama investor bidang ekonomi," ujarnya.(D013/A024)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010
Tags: