Jakarta (ANTARA News) - Dua Warga Negara Indonesia (WNI) korban gempa Haiti, 12 Januari 2010, Endang Dwi Satriyani dan Yogi Anggoro, kembali dengan selamat ke Indonesia.
Dua relawan misi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk stabilisasi Haiti, Minustah, tersebut bertemu dengan Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri, Teguh Wardoyo, di Jakarta, Rabu.
Keduanya mengaku bersyukur bisa selamat dari gempa yang menewaskan ratusan ribu orang di ibukota Haiti Port Au Prince, dan kembali ke tanah air untuk berbagi pengalamanya.
"Gempa mengguncang saat jam pulang kantor, sehingga banyak orang yang saat itu sedang berada di tepi jalan. Entah apa yang terjadi kalau gempa datang saat jam kerja, mungkin akan lebih banyak lagi orang yang meninggal," kata Yogi yang bergabung dengan PBB sejak Oktober 2009.
Yogi menuturkan bahwa dirinya sedang mempersiapkan tenda bongkar pasang untuk personel militer Yordania di dekat pangkalan logistik di dekat bandar udara Port au-Prince, saat gempa terjadi.
"Saat itulah gempa mengguncang. Saya rasakan getaran itu vertikal, sehingga kami tidak bisa berdiri. Bangunan-bangunan untuk tenda masing-masing sampai bergeser sekitar 15 sentimeter," kata ayah dua putri yang tinggal di Jakarta tersebut seraya menambahkan bahwa gempa terjadi selama sekitar tiga menit.
"Yang pertama terlintas di ingatan saya adalah gempa Aceh. Saya langsung berpikir apakah saya kena tsunami atau tidak," kata Yogi yang pernah bergabung dengan Save the Children dan Palang Merah Amerika dalam penanganan bencana gempa dan tsunami di Aceh selama 2,5 tahun tersebut.
Sedangkan Endang saat itu sedang berada di kantor PBB yang berjarak sekitar 15 kilometer dari lokasi Yogi mengatakan bahwa dirinya sedang berada di dalam kantor tempatnya bekerja.
"Biasanya jam 4.45 saya sudah akan pulang karena harus menunggu bus, tapi ketika itu karena ada teman menawarkan mengantar dengan mobilnya, saya masih menunggu sekitar lima menit. Dalam waktu lima menit itulah, gempa terjadi," kata wanita asal Makassar ini.
Menurut Endang, ruangannya terletak di lantai satu dekat pintu masuk dalam bangunan tiga lantai tersebut. Saat gempa, terjadi kepanikan dan orang-orang berlarian keluar.
"Setelah gempa, saya dan teman-teman menunggu di lapangan parkir karena apartemen saya retak-retak dan staf keamanan PBB tidak mengizinkan saya untuk tinggal di apartemen itu lagi," ujar Endang.
Endang dan Yogi tiba di Jakarta pada Sabtu malam pekan lalu, dan keduanya akan kembali ke Haiti pada awal Maret mendatang karena mereka masih memiliki tugas dan tanggung jawab disana.
Menurut Endang dirinya masih bersyukur untuk dapat ditugaskan di Haiti, karena banyak rekannya yang ditugaskan di daerah konflik, yang banyak roket.
Dari komunikasi yang dilakukan oleh Perwakilan RI di New York dengan keduanya, diperoleh pula informasi mengenai keberadaan tiga WNI asal Bali lainnya yang bekerja di Hotel Caribee, Port Au Prince,
Keiga WNI tersebut adalah Ni Luh Made Juini, Ni Ketut Yastri Astiti dan I Gusti Putu Ayu Putu Sukerti, dan saat ini, ketiganya sudah kembali ke Denpasar dalam dua gelombang.
Ni Ketut Yastri Astiti dan I Gusti Putu Ayu Putu Sukerti akan kembali ke Indonesia pada tanggal 29 Januari 2010, karena masih memiliki visa Amerika Serikat yang masih berlaku. Sedangkan Ni Luh Made Juini yang harus mengurus perpanjangan visa terlebih dahulu sebelum kembali ke tanah air pada tanggal 5 Februari 2010.(A050/A024)
WNI Korban Gempa Haiti Tiba di Indonesia
17 Februari 2010 13:53 WIB
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010
Tags: