Presiden minta model bisnis "food estate" Kalteng-Sumut segera disusun
23 September 2020 10:18 WIB
Ilustrasi - Presiden Joko Widodo (kedua kanan) didampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kanan) meninjau lahan yang akan dijadikan "Food Estate" atau lumbung pangan baru di Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Pemerintah menyiapkan lumbung pangan nasional untuk mengantisipasi krisis pangan dunia. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww/pri.
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo meminta model bisnis untuk proyek “food estate” di Kalimantan Tengah (Kalteng) dan Sumatera Utara (Sumut) segera disusun agar dapat direplikasikan di provinsi lain.
“Saya minta pengembangan ‘food estate’ ini betul-betul sekali lagi dikalkulasikan secara matang,” kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Rapat Terbatas (Melalui ‘Video Conference’) dengan Lanjutan Pembahasan “Food Estate” di Istana Merdeka Jakarta, Rabu.
Presiden meminta ada model bisnis yang disusun sehingga jika telah ada model bisnis baku yang standar dapat digunakan di provinsi lain.
Baca juga: Kunci keberhasilan "food" estate" jika berkelanjutan
Untuk itu, ia menekankan penyusunan model bisnis yang baik yang mempertimbangkan berbagai sisi.
“Mengenai masalah pembiayaan sehingga model bisnis ini nanti kalau sudah benar, model bisnis ini akan kita gunakan di lokasi untuk provinsi yang lainnya. Tapi ini saya kira harus benar dulu,” katanya.
Baca juga: DPR pertanyakan kesiapan tenaga kerja olah lahan "food estate"
Presiden menekankan pentingnya kalkulasi secara matang mengenai “food estate” terkait siapa yang akan mengelola secara jelas.
“Siapa yang akan mengelola kejelasannya, tanaman apa yang akan dikembangkan betul-betul lewat data sains lapangan sehingga benar-benar tanaman yang akan kita tanam itu betul-betul sesuai,” katanya.
Baca juga: Presiden Jokowi ingatkan peran PBB pada Sidang Majelis Umum ke-75 PBB
Kemudian, Presiden menggarisbawahi soal penggunaan teknologi yang paling tepat untuk diterapkan dalam proyek tersebut.
“Teknologi apa yang akan dipergunakan ini dan yang terakhir mengenai masalah pembiayaa,” katanya.
Tercatat rapat terkait “food estate” kali ini merupakan keempat kali yang diharapkan akan menjadi solusi bagi ancaman perubahan iklim dan krisis pangan yang diperkirakan bisa terjadi dalam beberapa waktu ke depan.
“Saya minta pengembangan ‘food estate’ ini betul-betul sekali lagi dikalkulasikan secara matang,” kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Rapat Terbatas (Melalui ‘Video Conference’) dengan Lanjutan Pembahasan “Food Estate” di Istana Merdeka Jakarta, Rabu.
Presiden meminta ada model bisnis yang disusun sehingga jika telah ada model bisnis baku yang standar dapat digunakan di provinsi lain.
Baca juga: Kunci keberhasilan "food" estate" jika berkelanjutan
Untuk itu, ia menekankan penyusunan model bisnis yang baik yang mempertimbangkan berbagai sisi.
“Mengenai masalah pembiayaan sehingga model bisnis ini nanti kalau sudah benar, model bisnis ini akan kita gunakan di lokasi untuk provinsi yang lainnya. Tapi ini saya kira harus benar dulu,” katanya.
Baca juga: DPR pertanyakan kesiapan tenaga kerja olah lahan "food estate"
Presiden menekankan pentingnya kalkulasi secara matang mengenai “food estate” terkait siapa yang akan mengelola secara jelas.
“Siapa yang akan mengelola kejelasannya, tanaman apa yang akan dikembangkan betul-betul lewat data sains lapangan sehingga benar-benar tanaman yang akan kita tanam itu betul-betul sesuai,” katanya.
Baca juga: Presiden Jokowi ingatkan peran PBB pada Sidang Majelis Umum ke-75 PBB
Kemudian, Presiden menggarisbawahi soal penggunaan teknologi yang paling tepat untuk diterapkan dalam proyek tersebut.
“Teknologi apa yang akan dipergunakan ini dan yang terakhir mengenai masalah pembiayaa,” katanya.
Tercatat rapat terkait “food estate” kali ini merupakan keempat kali yang diharapkan akan menjadi solusi bagi ancaman perubahan iklim dan krisis pangan yang diperkirakan bisa terjadi dalam beberapa waktu ke depan.
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020
Tags: