Teheran (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Hillary Clinton gagal membohongi negara-negara Teluk mengenai negara tetangga mereka, Iran, kata Menlu Manouchehr Mottaki, Selasa.

Menjawab tuduhan Hillary bahwa Iran bergerak menuju "kepemimpinan militer diktator", Mottaki mengatakan bahwa dia mengalihkan opini publik kawasan menuju "isu-isu yang tidak benar dan tidak nyata".

"Kami melihat pendekatan serupa sebagai penipuan baru, sekalipun tujuannya jelas diperuntukkan bagi rakyat dan pihak berwenang di kawasan," kata Menlu sebagaimana dikutip kantor berita ILNA.

"Amerika sendiri terjebak dalam sebuah kepemimpinan militer diktator, mempromosikan pendekatan kuno gaya militer, dan memicu ketegangan serta ketidakstabilan di kawasan," tuduhnya.

Hillary mengatakan di Doha, Senin, bahwa saksi yang lebih keras yang ingin diadopsi Washington untuk Iran akan menyasar para pejabat elit Garda Revolusi, yang dia sebut sebagai "menggantikan" Pemerintah Teheran.

"Kami melihat Pemerintah Iran, pemimpin tertinggi, presiden, dan parlemen telah digantikan, dan Iran bergerak menuju sebuah pemerintahan militer diktator," katanya.

Hillary, yang melakukan pertemuan dengan Raja Arab Saudi, Abdullah Bin Abdul Aziz pada Senin malam mengakhiri tur kecilnya ke Teluk pada Selasa dalam upaya menggalang dukungan untuk menghentikan proyek nuklir kontroversial Iran.(G003/A038)