Harga CPO membaik, Gapki catat nilai ekspor sawit Juli naik 15 persen
21 September 2020 10:51 WIB
Dokumentasi. Petani memanen buah kelapa sawit di ladangnya, Nagari Tapakis, Padangpariaman, Sumbar. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
Jakarta (ANTARA) - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat nilai ekspor minyak sawit dan turunannya pada Juli 2020 meningkat sebesar 15 persen, atau kenaikan sebesar 244 juta dolar AS, menjadi 1,86 miliar dolar AS dibandingkan bulan sebelumnya.
Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono menjelaskan nilai ekspor pada Juli ini menyumbang 13,6 persen dari nilai ekspor nasional sebesar 13,3 miliar dolar AS. Ada pun kenaikan nilai ekspor dipengaruhi oleh kenaikan harga CPO dunia.
"Kenaikan nilai ekspor didukung oleh kenaikan harga CPO dari rata-rata 602 dolar AS cif Rotterdam pada Juni menjadi sekitar 659 dolar AS pada bulan Juli," kata Mukti melalui keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Dari segi volume, ekspor produk minyak sawit dan turunannya pada Juli juga naik 13 persen dari 2,76 juta ton menjadi 3,13 juta ton. Hal ini dipengaruhi meningkatnya ekspor produk olahan CPO dan laurik.
Ekspor produk olahan CPO mengalami kenaikan sebesar 352.000 ton (21,8 persen) dari 1,6 juta ton menjadi 1,97 juta ton; sedangkan laurik (PKO dan olahan PKO) naik 32.000 ton.
Sementara itu, oleokimia relatif tetap dengan penurunan 1.000 ton dari bulan sebelumnya, sedangkan ekspor biodiesel mengalami dan CPO mengalami penurunan masing-masing sekitar 3.000 ton (-50 persen) dan 19.000 ton (-2,8 persen).
Mukti menambahkan ekspor ke China dan Timur Tengah menjadi kontributor utama kenaikan ekspor di bulan Juli di mana ekspor ke China naik 188.000 ton (43 persen) menjadi 629.000 ton dan ke Timur Tengah naik 107.000 ton (65 persen) menjadi 273.000 ton. Penurunan ekspor terjadi ke India sebesar 31.000 ton (5 persen) dan ke Afrika turun 41.000 ton (15 persen).
Meskipun volume ekspor bulan Juli mengalami kenaikan, secara "year on year" periode Januari-Juli 2020, kinerja ekspor mengalami penurunan. Total ekspor produk minyak sawit Januari-Juli 2020 mencapai 18,63 juta ton atau 1,19 juta ton lebih rendah dari periode yang sama pada tahun lalu (YoY).
"Ekspor ke China 2020 sebesar 2,63 juta ton atau hanya sekitar 61 persen dari tahun lalu yang sebesar 4,28 juta ton ton (YoY). Sementara ekspor ke India yang mengalami kenaikan menjadi 3,25 juta ton, lebih tinggi 22 persen lebih tinggi dari ekspor tahun lalu," kata Mukti.
Baca juga: Dampak corona, Gapki catat ekspor oleokimia sawit tumbuh signifikan
Baca juga: Meski pandemi, Gapki catat ekspor sawit semester I masih positif
Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono menjelaskan nilai ekspor pada Juli ini menyumbang 13,6 persen dari nilai ekspor nasional sebesar 13,3 miliar dolar AS. Ada pun kenaikan nilai ekspor dipengaruhi oleh kenaikan harga CPO dunia.
"Kenaikan nilai ekspor didukung oleh kenaikan harga CPO dari rata-rata 602 dolar AS cif Rotterdam pada Juni menjadi sekitar 659 dolar AS pada bulan Juli," kata Mukti melalui keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Dari segi volume, ekspor produk minyak sawit dan turunannya pada Juli juga naik 13 persen dari 2,76 juta ton menjadi 3,13 juta ton. Hal ini dipengaruhi meningkatnya ekspor produk olahan CPO dan laurik.
Ekspor produk olahan CPO mengalami kenaikan sebesar 352.000 ton (21,8 persen) dari 1,6 juta ton menjadi 1,97 juta ton; sedangkan laurik (PKO dan olahan PKO) naik 32.000 ton.
Sementara itu, oleokimia relatif tetap dengan penurunan 1.000 ton dari bulan sebelumnya, sedangkan ekspor biodiesel mengalami dan CPO mengalami penurunan masing-masing sekitar 3.000 ton (-50 persen) dan 19.000 ton (-2,8 persen).
Mukti menambahkan ekspor ke China dan Timur Tengah menjadi kontributor utama kenaikan ekspor di bulan Juli di mana ekspor ke China naik 188.000 ton (43 persen) menjadi 629.000 ton dan ke Timur Tengah naik 107.000 ton (65 persen) menjadi 273.000 ton. Penurunan ekspor terjadi ke India sebesar 31.000 ton (5 persen) dan ke Afrika turun 41.000 ton (15 persen).
Meskipun volume ekspor bulan Juli mengalami kenaikan, secara "year on year" periode Januari-Juli 2020, kinerja ekspor mengalami penurunan. Total ekspor produk minyak sawit Januari-Juli 2020 mencapai 18,63 juta ton atau 1,19 juta ton lebih rendah dari periode yang sama pada tahun lalu (YoY).
"Ekspor ke China 2020 sebesar 2,63 juta ton atau hanya sekitar 61 persen dari tahun lalu yang sebesar 4,28 juta ton ton (YoY). Sementara ekspor ke India yang mengalami kenaikan menjadi 3,25 juta ton, lebih tinggi 22 persen lebih tinggi dari ekspor tahun lalu," kata Mukti.
Baca juga: Dampak corona, Gapki catat ekspor oleokimia sawit tumbuh signifikan
Baca juga: Meski pandemi, Gapki catat ekspor sawit semester I masih positif
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020
Tags: