Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat bahwa kinerja ekspor pertanian pada periode Januari-Agustus 2020 mengalami peningkatan sebesar 8,6 persen atau naik menjadi 2,4 miliar dolar AS, dibandingkan periode yang sama pada tahun 2019 yang sebesar 2,2 miliar dolar AS

"Secara kumulatif nilai ekspor pertanian periode Januari-Agustus 2020 mencapai 2,4 miliar dolar AS atau meningkat signifikan dari sebelumnya yang hanya 2,2 miliar dolar AS," kata Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementan Akhmad Musyafak di Jakarta, Kamis.

Musyafak menyebutkan ekspor olahan pertanian pada Januari-Agustus 2020 tercatat mencapai 15,92 miliar dolar AS atau meningkat 5,4 persen dibanding periode yang sama tahun 2019 yang sebesar 15,09 miliar dolar AS.

Baca juga: Mentan gandeng Kemenlu pacu ekspor pertanian lewat produk UMKM

Menurut dia, kondisi ini membuktikan bahwa sektor pertanian merupakan solusi pasti atas perbaikan ekonomi di tengah pandemi COVID-19 yang masih melanda seluruh dunia.

Kenaikan yang sama juga terjadi pada Nilai Tukar Petani (NTP) periode Agustus 2020, yakni sebesar 100,65 atau meningkat 0,56 persen dibanding bulan Juli 2020 yang hanya 100,09.

"Dilihat berdasarkan subsektor, nilai NTP yang mengalami peningkatan antara lain sub-sektor tanaman pangan dan sub-sektor perkebunan. Sedangkan untuk sub-sektor hortikultura dan sub-sektor peternakan mengalami penurunan," kata Musyafak.

Baca juga: Mentan lepas ekspor 4.000 ton olahan jagung dan gandum asal Banten

Sementara itu urutan bobot sub-sektor dalam perhitungan NTP meliputi tanaman pangan 47,37 persen, tanaman perkebunan 25,39 persen, peternakan 13,71 persen, hortikultura 10 persen, dan perikanan 3,53 persen. Dengan begitu, semakin tinggi bobot, maka semakin mempunyai pengaruh besar terhadap nilai NTP.

Ada pun komoditas yang mempunyai bobot di atas 5 persen pada masing-masing sub-sektor adalah tanaman pangan yang meliputi gabah 75,44 persen, jagung 13,95 persen, ketela pohon 521 persen.

Sub-sektor perkebunan meliputi kelapa sawit 26,54 persen, karet 26,37 persen, kopi dan kakao 7,87 persen, tebu 7,62 persen, serta cengkeh 6,46 persen.

Baca juga: Mentan lepas ekspor produk hortikultura asal Malang ke Taiwan